Potensial
Air
Oleh :
Latar
Belakang
Air
mampu melarutkan lebih banyak bahan daripada zat cair umum lainnya. Hal ini
memiliki tetapan dielektrik yang termasuk paling tinggi, yaitu suatu ukuran
kemampuan untuk menetralkan tarik menarik antar muatan listrik. Karena sifat
itu, air menjadi pelarut yang amat kuat bagi elektrolit dan molekul polar
seperti gula. Jika air mengandung elektrolit terlarut, maka laurtan ini membawa
muatan, dan air menjadi penghantar listrik yang baik. Tapi, jika air benar-benar
murni, maka ia adalah penghantar listrik yang buruk.
Pentingnya
air sebagai pelarut dalam organism hidup tampak jeas dalam proses osmosis,
difusi, dan aliran massa dalam tumbuhan. Protoplasma pada tumbuhan mengungkap
sifat air. Struktur molekul protein dan asam nukleat serta aktivitas
ptotoplasma bergantung pada hubungannya yang dekat dengan molekul air. Hampir
semua molekul protoplasma benar-benar menggantungkan aktivitas kimia khasnya
kepada lingkungan air tempat mereka berada. Molekul air secara aktif terlibat
dalam reaksi kimia yang menjadi dasar kehidupan. Misalnya, bersama dengan
molekul karbondioksida, air merupakan bahan mentah bagi fotosintesis. Hanya
sedikit proses metabolism yang mampu berjalan tanpa menggunakan atau
menghasilkan molekul air. Walaupun demikian, air relative lembam secara kimia.
Sebaliknya, air jauh lebih penting sebagai lingkungan bagi berbagai reaksi
kimia daripada sebagai pereaksi atau hasil reaksi.
Volume
air yang besar mempunyai lebih banyak energy bebas daripada volume yang lebih
kecil dalam kondisi yang sama. Energi bebas per mol substansi di dalam suatu
system kimia disebut potensial kimia. Potensial kimia suatu senyawa di bawah
kondisi tekanan dan temperature konsatan tergantung kepada jumlah mol substansi
yang ada. Hubungan antara air dan tanaman , potensial kimia dari air sering
dinyaatakan dengan istilah potensial air.
Potensial
Air merupakan energi yang dimiliki air untuk bergerak atau untuk mengadakan
reaksi. Dengan kata lain, potensial air merupakan tingkat kemampuan
molekul-molekul air untuk melakukan difusi. Pada potensial air, air bergerak
dari potensial tinggi ke potensial rendah (dari larutan encer ke larutan pekat,
larutan encer lebih banyak mengandung air daripada larutan pekat).
Potensial
air murni adalah nol, adanya substansi yang terlarut di dalam air tersebut akan
menurunkan potensial airnya, sehingga potensial air dari suatu larutan adalah
kurang dari nol. Definisi ini hanya berlaku pada tekanan atmosfir. Apabila
tekanan disekitar system ditingkatkan atau diturunkan, maka secara otomatis
potensial air juga akan naik atau tururn sesuai dengan perubahan tekanan
tersebut.
Di
dalam suatu sel, potensial air memiliki dua komponen, yaitu potensial tekanan
dan potensial osmosis. Potensial tekanan dapat menambah atau mengurangi
potensial air. Sednagkan potensial osmosis menunjukkan status larutan di dalam
sel tersebut. Dengan memsukan suatu jaringan tumbuhan ke dalam seri laurtan
yang telah diketahui potensialnya, maka potensial air jaringan tumbuhan dapat
dihitung. Jika potensial osmosis di luar sel lebih besar daripada potensial
osmosis di dalam sel, maka air berdifusi masuk ke dalam sel (mengalami turgid),
sehingga larutan menjadi hipotonis. Namun jika potensial osmosis di luar sel
lebih kecil daripada di dalam sel maka, air berdifusi ke luar dan sel akan
mengalami plasmolisis (sel menjadi mati), kondisi ini larutan menjadi
hipertonis. Dan jika potensial osmosis diluar sel sama besarnya dengan
potensial osmosis di dalam sel maka tidak aka nada gerakan air (konsentrasi
seimbang), maka lautan ini mengalami isotonis.
Pengertian
Potensial
air adalah potensial kimia air dalam suatu system atau bagian system.
Dinyatakan dalam satuan tekanan dan dibandingkan dengan potensial kimia air
murni (juga dalam satuan tekanan) pada tekanan atmosfer dan pada suhu serta
ketinggian yang sama potensial murni ditentukan sama dengan nol. Faktor-faktor
penghasil gradient yaitu konsentrasi atau aktifitas, suhu, tekanan, efek
larutan terhadap potensial kimia pelarut, matriks. Mengukur metode air dengan
metode volume jaringan, metode chordate, metode tekanan uap (Salisbury dan
ross, 1995)
Hubungan
antar potensial air adalah dengan melibatkan peristiwa osmose karena osmose
merupakan peristiwa difusi dimana antara 2 tempat tersedianya difusi dipisahkan
oleh membrane atau selaput. Maka dapat diartikan bahwa dinding sel atau
membrane protoplasma adalah merupakan membrane pembatas antara zat yang
berdifusi karena pada umumnya sel tumbuh-tumbuhan tinggi mempunyai dinding sel
maka sebagian besar proses fitokimia dalam tumbuh-tumbuhan adalah merupakan
proses osmose (Heddy, 1987)
Pada
fisiologi tanaman adalah hal biasa untuk menunjukkan energi bebas yang di
kandung di dalam air dalam bentuk potensial air (ψ). Definisi dari potensial
air adalah energi per unit volume air, potensial air berbanding lurus dengan
suhunya (Fitter, A.h dan Hay, R.K.M, 1981)
Potensial
osmotic merupakan potensial kimia yang disebabkan adanya materi yang terlrut.
Potensial osmotic selalu memiliki nilai negative, hal ini disebabkan karena
cenderung bergerak menyebrangi membrane semi permeable dari air murni menuju
air yang mengandung zat terlarut (Lambers, dkk, 1998)
Besar
jumlah potensial air pada tumbuhan dipengaruhi oelah 4 macam komponen
potensial, yaitu gravitasi, matriks, osmotic dan tekanan. Potensial gravitasi
bergantung pada air didalam daerah gravitasi . potensial matriks bergantung
pada kekuatan mengikat air saat penyerapan. Potensial osmotic bergantung pada
hidrostatik atau tekanan angina dalam air (Deragon, 2005).
Air
dalam Tumbuhan
Air
merupakan 85 – 95 % berat tumbuhan herba yang hidup di air. Dalam sel, air
diperlukan sebagai pelarut unsur hara sehingga dapat digunakan untuk
mengangkutnya; selain itu air diperlukan juga sebagai substrat atau reaktan untuk
berbagai reaksi biokimia misalnya proses fotosintesis; dan air dapat
menyebabkan terbentuknya enzim dalam tiga dimensi sehingga dapat digunakan
untuk aktivitas katalisnya. Tanaman yang kekurangan air akan menjadi layu, dan
apabila tidak diberikan air secepatnya akan terjadi layu permanen yang dapat
menyebabkan kematian. Terdapat lima mekanisme utama yang menggerakkan air dari
suatu tempat ke tempat lain, yaitu melalui proses: difusi, osmosis, tekanan
kapiler, tekanan hidrostatik, dan gravitasi.
1. Difusi
Difusi adalah pergerakan molekul atau
ion dari dengan daerah konsentrasi tinggi ke daerah dengan konsentrasi rendah.
Laju difusi antara lain tergantung pada suhu dan densitas (kepadatan) medium.
Gas berdifusi lebih cepat dibandingkan dengan zat cair, sedangkan zat padat
berdifusi lebih lambat dibandingkan dengan zat cair. Molekul berukuran besar
lebih lambat pergerakannya dibanding dengan molekul yang lebih kecil.
Pertukaran udara melalui stomata merupakan contoh dari proses difusi. Pada
siang hari terjadi proses fotosintesis yang menghasilkan O2 sehingga
konsentrasi O2 meningkat. Peningkatan konsentrasi O2 ini akan menyebabkan
difusi O2 dari daun ke udara luar melalui stomata. Sebaliknya konsentrasi CO2
di dalam jaringan menurun (karena digunakan untuk fotosintesis) sehingga CO2
dari udara luar masuk melalui stomata. Penguapan air melalui stomata
(transpirasi) juga merupakan contoh proses difusi. Di alam, angin, dan aliran
air menyebarkan molekul lebih cepat disbanding dengan proses difusi.
2. Osmosis
Osmosis adalah difusi melalui membran
semipermeabel. Masuknya larutan ke dalam sel-sel endodermis merupakan contoh
proses osmosis. Dalam tubuh organisme multiseluler, air bergera dari satu sel
ke sel lainnya dengan leluasa. Selain air, molekul-molekul yang berukuran kecil
seperti O2 dan CO2 juga mudah melewati membran sel. Molekul-molekul tersebut
akan berdifusi dari daerah dengan konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah.
Proses Osmosis akan berhenti jika konsentrasi zat di kedua sisi membran
tersebut telah mencapai keseimbangan.
Osmosis juga dapat terjadi dari
sitoplasma ke organel-organel bermembran. Osmosis dapat dicegah dengan
menggunakan tekanan. Oleh karena itu, ahli fisiologi tanaman lebih suka
menggunakan istilah potensial osmotik yakni tekanan yang diperlukan untuk
mencegah osmosis. Jika anda merendam wortel ke dalam larutan garam 10 % maka
sel-selnya akan kehilangan rigiditas (kekakuan)nya. Hal ini disebabkan
potensial air dalam sel wortel tersebut lebih tinggi dibanding dengan potensial
air pada larutan garam sehingga air dari dalam sel akan keluar ke dalam larutan
tersebut. Jika diamati dengan mikroskop maka vakuola sel-sel wortel tersebut
tidak tampak dan sitoplasma akan mengkerut dan membran sel akan terlepas dari
dindingnya. Peristiwa lepasnya plasma sel dari dinding sel ini disebut
plasmolisis.
3. Tekanan kapiler
Apabila pipa kapiler
dicelupkan ke dalam bak yang berisi air, maka permukaan air dalam pip a kapiler
akan naik sampai terjadi keseimbangan antara tegangan yang menarik air tersebut
dengan beratnya. Tekanan yang menarik air tersebut disebut tekanan kapiler.
Tekanan kapiler tergantung pada diameter kapiler : semakin kecil diameter
kapiler semakin besar tegangan yang menarik kolom air tersebut
4. Tekanan hidrostatik
Masuknya air ke dalam sel akan
menyebabkan tekanan terhadap dinding sel sehingga dinding sel meregang. Hal ini
akan menyebabkan timbulnya tekanan hidrostatik untuk melawan aliran air
tersebut. Tekanan hidrostatik dalam sel disebut tekanan turgor. Tekanan turgor
yang berkembang melawan dinding sebagai hasil masuknya air ke dalam vakuola sel
disebut potensial tekanan. Tekanan turgor penting bagi sel karena dapat
menyebabkan sel dan jaringan yang disusunnya menjadi kaku. Potensial air suatu
sel tumbuhan secara esensial merupakan kombinasi potensial osmotic dengan
potensial tekanannya. Jika dua sel yang bersebelahan mempunyai potensial air
yang berbeda, maka air akan bergerak dari sel yang mempunyai potensial air
tinggi menuju ke sel yang mempunyai potensial air rendah.
e. Gravitasi
Air juga bergerak untuk merespon gaya
gravitasi bumi, sehingga perlu tekanan untuk menarik air ke atas. Pada tumbuhan
herba, pengaruh gravitasi dapat diabaikan karena perbedaan ketinggian pada
bagian tanaman tersebut relatif kecil. Pada tumbuhan yang tinggi, pengaruh
gravitasi ini sangat nyata. Untuk menggerakkan air ke atas pada pohon setinggi
100 m diperlukan tekanan sekitar 20 atmosfer (Anonim, 2009).
Pembahasan
Pengetahuan
mengenai potesial air pada suatu jaringan tumbuhan sangat sangat penting
dikuasai, hal ini di karenakan dengan mengetahui potensial air dari suatu
jaringan tumbuhan dapat diaplikasikan pada pemakaian pupuk pada tanaman. Kita
dapat memberikan pupuk sesuai dengan takaran tampa merusak sel tumbuhan . Pada
praktikum ini, kita mencoba menentukan potensial air pada umbi kentang.
Dipilihnya kentang dengan beberapa pertimbangan yaitu umbi kentang yang mudah
diperoleh, mudah dibuat silinder batang dengan batang pengebor gabus, dan
kentang merupakan bahan yang terdiri dari bahan yang homogen, yaitu , jaringan
parenkim yang menyimpan cadangan makanan.
Langkah
pertama yang dilakukan dalam percobaan ini yaitu membuat silinder umbi kentang
dengan menggunakan pengebor gabus diameter 6 mm dengan panjang masing-masing
silinder 4 cm, ini dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan jumlah dan bentuk
jaringan kentang yang homogen untuk percobaan, sebanyak 4 silinder kentang yang
telah ditimbang selanjutnya dimasukan pada masing-masing gelas kultur yang
telah diisi dengan larutan sukrosa dengan konsentrasi yang berbeda ( 0,0 M :
0,2 M : 0,4 M : 0,6 M : 0,8 M dan 1,0 M ) dan didiamkan selama 70 menit ,
dengan perlakuan tersebut kita mencoba mengetahui larutan yang mana yang
isotonis dengan tekanan dalam jaringan kentang, ini dapat diketahui melalui
silinder kentang pada konsentarasi berapa yang tidak mengalami perubahan berat,
ini berarti tidak ada aliran molekul air baik dari dalam maupun keluar jaringan
kentang.
Selain
percobaan penentuan potensial air pada jaringan kentang pada praktikum ini
dilakukan juga pengukuran potensial air pada jaringan Daun Rheo discolor.
Penentuan potensial air jaringan pada Daun Rheo discolor dilakukan dengan
metode Shardakov. Metode ini dilakukan dengan membuat cakram Daun Rheo discolor
dengan pengebor gabus. Sebanyak 25 cakram Daun Rheo discolorr dimasukan ke
dalam 6 tabung reaksi yang telah berisi sukrosa dengan konsentrasi yang berbeda
, campuran ini didiamkan selama 60 menit dan setiap 15 menit sekali dikocok
agar campuran dan larutan tetap homogen, kemudian Daun Rheo discolorr di buang
dan air rendamanya di ambil untuk pengujuan konsentrasi dengan larutan yang
sama konsentrasinya yang telah ditambah dengan metilen blue. Dengan direndamnya
daun tadi maka ada aliran air baik dari daun atau kedalam daun , sedangkan
penambahan metilen blue hanya bertujuan sebagai penanda saat pengujian .
DAFTAR
PUSTAKA
Anonim.
2009. Air Dalam Tumbuhan. Diakses dari : http://klimatologi.wordpress.com/2009/01/21/air-dalam-tumbuhan/
Deragon.
2005, WATER POTENTIAL, http://www.deragon.com. accesed on 17 september 2005 at
13:00 WIB
Filter,
W.G. 1989. FISIOLOGI LINGKUNGAN TUMBUHAN. Gadjah mada University press.
Yogykarta
Heddy,S.1982.
BIOLOGI PERTANIAN. Fakultas pertanian Universitas Brawijaya. Malang
Lambers,H.F,S.
Chapia dan T.L pons. 1998. PHYSIOLOGY. Ecology spinger. New york hal 150
Salisbury,
F.b dan Ross, C.W.1995. FISIOLOGI TUMBUHAN jilid 1 edisi IV alih bahasa Luqman,
RR dan Sumaryono. Penerbit ITB. Bandung.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar