Rabu, 24 April 2013

laporan ekologi limbah ciu


I. PENDAHULUAN

A.           Latar Belakang
Ekologi merupakan salah satu ilmu dasar bagi ilmu lingkungan. Berbicara ekologi pasti berbicara mengenai semua makhluk hidup dan benda-benda mati yang ada di dalamnya termasuk tanah, air, udara dan lain - lain. Dimana lingkungan yang ditempati berbagai jenis makhluk hidup tersebut saling mempengaruhi dan dipengaruhi. Makhluk hidup dalam memenuhi kebutuhannya tidak terlepas dari bantuan makhluk hidup lain, contohnya makhluk hidup membutuhkan pelepas dahaga yaitu air, manusia membutuhkan energi yaitu makanan baik sumber makanannya dari tumbuhan-tumbuhan maupun hewan, dan sebagainya.
 Dalam ilmu lingkungan, seperti dalam halnya ekologi, jasad hidup pada dasarnya dipelajari dalam unit populasi. Populasi dapat dikatakan sebagai kumpulan individu spesies organisme hidup yang sama. Menentukan populasi memang sukar, kalau anggotanya terpisah - pisah dalam sebuah wilayah, dimana jarak menjadi sebagai penghalang antar individu, seperti halnya gajah atau harimau di Asia, pohon cemara di Eropa, bahkan manusia di dunia.
Pembahasan tentang Ekologi tidak lepas dari komponen-komponen penyusun yang ada didalamnya, hubungan masing-masing komponen dan pengaruh makluk hidup dengan lingkungannya. Oleh karena itu, praktikum Agroekologi perlu dilakukan.

B.            Tujuan
1.        Untuk melengkapi mata kuliah Agroekologi.
2.        Untuk mempelajari komponen – komponen penyusun pada ekosistem.








II. PENGARUH AIR LIMBAH

A.                Tujuan
Untuk mengetahui pengaruh air limbah terhadap pertumbuan dan hasil pada tanaman sawi.

B.                 Tinjauan Pustaka
Irigasi pertanian akan menjadi komponen penting dari setiap strategi untuk meningkatkan pasokan pangan global. Banyak upaya akan dibutuhkan untuk meningkatkan efisiensi sistem irigasi yang sudah ada. Di sisi lain, ketersediaan sumber daya air harus dikontraskan dengan meningkatnya populasi dunia. Populasi dunia berkembang pesat, dengan tekanan meningkat sesuai pada suplai makanan dan lingkungan. Kompetisi untuk air menjadi kritis, dan degradasi lingkungan yang berkaitan dengan penggunaan air yang serius.
Pertanian adalah pengguna utama air tawar, dengan rata-rata dunia 71% dari penggunaan air. Kelangkaan air yang parah merupakan ancaman terbesar untuk pangan masa depan produksi. Sebanyak 8 persen dari tanaman pangan tumbuh di pertanian yang menggunakan air tanah lebih cepat dari akuifer diisi ulang, dan sungai besar banyak yang begitu berat dialihkan bahwa mereka tidak mencapai laut untuk sebagian besar tahun. Karena jumlah penduduk perkotaan meningkat menjadi lima miliar pada tahun 2025, petani akan harus bersaing bahkan lebih agresif dengan kota-kota dan industri sumber daya menyusut. Kemajuan industri saat ini di kota-kota besar sangat berpengaruh terhadap pencemaran air karena limbah yang dihasilkan dari industri, dan permasalahan ini sangat mengganggu irigasi pada lahan  pertanian. Contoh irigasi yang tercemar  di Bekonang Sukoharjo pada komoditas pertanian.
Sawi merupakan tanaman semusim. Sawi berdaun lonjong, halus tidak berbulu dan tidak berkrop. jenih sayuran ini dapat disilangkan (kawin silang). Tanaman sawi mempunyai batang pendek dan lebih langsing dari batang petsai. Urat daun uatama lebih sempit daripada petsai, tetapi daunnya lebih liat. Pada umumnya pola daunnya berserak (roset) hingga sukar membentuk krop (Fitter dan Hay, 1991).
Pupuk Nitrogen cukup banyak perannya, terutama untuk pertumbuyhan vegetatif tanaman. Unsur Fosfor merupakan unsur yang mobil dan bilaman terjadi kekurangan unsur ini pada suau tanaman maka Fosfor pada jaringan-jaringan tua akan di translokasikan ke jaringan yang masih efektif. Apabila terjadi kekurangan unsur Fosfor akan menghambat pertumbuhan tanaman (Hakim, dkk., 1986).
Tanaman menyerap sulfur dalam bentuk ion silfat (SO42-) yang tidak banyak terdapat dalam tanah mineral. Karena bermuatan negatif ion sulfat mudah hilang dari daerah perakaran karena tercuci oleh aliran air. Kususnya terjadi pada tanah berpasir. Sebagian besar sulfur di dalam tanah berasal dari bahan organik yang telah terdekomposisi, sulfur elemental (bubuk/batu belerang) dari aktivitas vulkanis dan partikel dari cerobong asap pabrik yang terbawa ketanah oleh hujan (Novizan, 2007).
Tumbuhnya berbagai industri kecil misal industri bioetanol yang dikelola oleh masyarakat dapat membawa dampak bagi kehidupan. Dampak negatifnya, limbah bioetanol dapat mencemari air sungai yang dapat menurunkan kualitas air, sehingga dapat diatasi sebaik-baiknya. Mengingat efek samping yang ditimbulkan oleh limbah dari kegiatan industri bioetanol ini, maka perlu dilakukan penanganan yang intensif yaitu dengan pengolahan secara biotis digunakan untuk mereduksi kadar pencemaran organik dalam air limbah mikroorganisme pathogen yang menguntungkan. Menurut Mara Cairnoros (1994), Air limbah  bioetanol yang langsung dibuang tanpa melalui pengolahan masih banyak mengandung garam, gula, karbohidrat, mineral dan unsur lain yang tersuspensi maupun yang terlarut dalam air.
Perajin alkohol di sentra industri alkohol di Desa Bekonang, Mojolaban sepakat menyediakan penampungan sendiri sebagai solusi sementara persoalan limbah yang dikeluhkan petani. Selain itu, perajin juga akan mengurangi produksi untuk menekan volume limbah. Ketua Perajin Alkohol Desa Bekonang Sabariyono mengatakan, kesepakatan itu dicapai dalam pertemuan dan sosialisasi penyelesaian kasus limbah ciu di Kantor Desa Bekonang, Kamis (22/12) pekan laluLimbah ciu tidak mengalir ke saluran irigasi karena dikhawatirkan berdam,pak buruk terhadap tanaman budidaya, sehingga disediakan penampungan sendiri dan produksi dikurangi untuk menekan limbah,” kata Sabariyono, Senin (26/12).
Angka pengurangan produksi berbeda antara satu perajin dan perajin yang lain. Kisarannya, mulai 5 persen hingga 20 persen. rencananya limbah ciu juga akan diolah perajin menjadi pupuk organik. Namun jika sulit, limbah akan disedot dan dibuang ke tempat lain yang dinilai aman.
Menurut Kepala Desa Bekonang perkembangan situasi di desanya saat ini sudah jauh lebih baik. Terlebih, setelah perajin dikumpulkan dan diberikan sosialisasi untuk mengurangi produksi dan meyediakan penampungan limbah produksi di rumah masing-masing.

C.                Bahan Dan Alat
1.    Media pertumbuhan (tanah, pupuk kandang)
2.    Benih sawi
3.    Limbah ciu
4.    Nampan
5.    Polibag
6.    Jerigan air
7.    Gelas ukur, cetok/cangkul, penggaris, timbangan ,dan alat tulis.

D.                Cara Kerja
1.    Menyemaikan benih sawi (selama 7 hari)
2.    Menentukan kapasitas lapang media tanah dan pupuk (2,5 kg)
3.    Menanam bibit sawi, tiap polibag berisi 4 bibit
4.    Melukukan penjarangan menjadi 2 tanaman per polibag, pada umur 7 hari setelah tanam
5.    Membuat perlakuan air limbah sebagai berikut :
a.       K0 = 0%
b.      K1 = 5%
c.       K2             = 10%
d.      K3             = 15%
e.       K4             = 20%
f.       K5             = 25%
g.      K6 = 30%
h.      K7 = 35%
i.        K8 = 40%
j.        K9 = 45%
k.      K10= 50%
6.    Penyiraman  air dengan volume sesuai kapasitas lapang dilakukan 2 hari sekali (sesuai        kebutuhan) sedangkan aplikasi limbah dilakukan 7 hari sekali sesuai dengan perlakuan.
7.    dilakukan pengamatan selama 42 HST (6 kali pengamatan) terhadap :
a.       Tinggi tanaman (dilakukan 7 hari sekali)
b.      Jumlah daun (dilakukan 7 hari sekali)
c.       Berat konsumsi saat panen
d.      Berat berangkasan segar saat panen
e.       Berat berangkasan kering saat panen

E.                 Hasil dan Pembahasan
1.    Hasil Pengamatan
        Tabel 2.1 Rata – rata Tinggi Tanaman (Cm)
Perlakuan
Tinggi tanaman
Jumlah
Purata
I
II
III
K0
13,29
7,96
12,13
33,38
11,13
K1
8,79
10,38
11,13
30,29
10,10
K2
12,38
7,88
11,50
31,75
10,58
K3
8,75
8,29
10,42
27,46
9,15
K4
1,5
9,25
8,18
18,93
6,31
K5
7,17
6,125
8,08
21,38
7,13
K6
7,58
5,96
6,88
20,42
6,81
K7
6,83
2,125
6
14,96
4,99
K8
1,92
1,625
2,25
5,79
1,93
K9
0,625
1,75
1,71
4,08
1,36
K10
0,54
0,75
0,83
2,13
0,71
Jumlah





        Sumber : Laporan Sementara








Tabel 2.2 Rata – rata Jumlah Daun
Perlakuan
Jumlah Daun
jumlah
purata
I
II
III
K0
5,5
5,83
5,33
16,67
5,56
K1
6,33
5,33
6,17
17,83
5,94
K2
6,17
4,67
6,17
17
5,67
K3
5,5
5,17
5,67
16,33
5,44
K4
1
4,5
5
10,5
3,50
K5
4,5
4,83
5,83
15,17
5,06
K6
4,17
4,5
5
13,67
4,56
K7
4,83
1,5
5
11,33
3,78
K8
1,17
1
1,67
3,83
1,28
K9
0,5
1,33
1,17
3
1,00
K10
0,5
0,5
0,5
1,5
0,50
Jumlah
40,17
39,17
47,5
126,83

Sumber : Laporan Sementara

Tabel 2.3 Berat Konsumsi (gram)
Perlakuan
Berat konsumsi
Jumlah
purata
I
II
III
K0
3,4
18
6,5
27,9
9,3
K1
4,9
4,5
5,5
14,9
4,97
K2
5,2
14,7
7,25
27,15
9,05
K3
4,4
8,7
8
21,1
7,03
K4
2,1
0
3,4
5,5
1,83
K5
1,5
0,7
1,7
3,9
1,3
K6
1,3
0,4
3,7
5,4
1,8
K7
0,6
0
1,2
1,8
0,6
K8
0
0
0
0
0
K9
0
0
0
0
0
K10
0
0
0
0
0
Jumlah





Sumber : laporan sementara





Tabel 2.4 Berat Basah (gram)
Perlakuan
Berat basah
Jumlah
purata
I
II
III
K0
3,6
19,4
7,2
30,2
10,07
K1
5,3
4,7
6,1
16,1
5,37
K2
5,6
15
8,9
29,5
9,83
K3
4,8
9,2
9
23
7,67
K4
2,3
0
4,1
6,4
2,13
K5
1,7
0,8
1,9
4,4
1,47
K6
1,4
0,5
4,1
6
2
K7
0,7
0
1,3
2
0,67
K8
0
0
0
0
0
K9
0
0
0
0
0
K10
0
0
0
0
0
Jumlah





Sumber : Laporan Sementara

Tabel 2.5 Berat Kering (gram)
Perlakuan
Berat kering
Jumlah
Purata
I
II
III
K0
1,6
7,8
2
11,4
3,8
K1
2,2
2,4
2,1
6,7
2,23
K2
2,5
5,9
3,6
12
4
K3
1,9
3,1
2, 8
5
2,5
K4
0,6
0
1,7
2,3
0,77
K5
0,4
0, 2
0,5
0,9
0,45
K6
0,3
0,1
0,9
1,3
0,43
K7
0,1
0
0,5
0,6
0,2
K8
0
0
0
0
0
K9
0
0
0
0
0
K10
0
0
0
0
0
Jumlah





Sumber : Lapoaran Sementara





Tabel 2.6 Hasil Tertinggi dan Terendah Masing-masing Parameter
No
Parameter

Tertinggi
Terendah
1.
Tinggi tanaman
K0 = 0%
K10 = 50%
2.
Jumlah daun
K1 = 5%
K10 = 50 %
3.
Berat konsumsi
K2 = 10%
K7 = 35%
4.
Berat basah
K0 = 0%
K7 = 35%
5.
Berat kering
K2 =10%
K7 = 35%
Sumber : lapoaran sementara

2.         Pembahasan       
Pada peraktikum pengaruh air limbah  yang tujuannya untuk mengetahui pengaruh air limbah terhadap pertumbuhan dan hasil pada tanaman caisim, dengan perlakuan air limbah :
a.       K0 = 0%
b.      K 1= 5%
c.       K 3=15%
d.      K4=20%
e.       K 5=25%
f.       K 6=30%
g.      K 7=35%
h.      K 8=40%
i.        K 9=45%
j.        K10 = 50%
Dalam praktikum ini limbah ciu berfungsi sebagai indikator untuk menguji tingkat pencemaran air. Alat lain yang digunakan yaitu polibag,tanah,ladu,pupuk dan gelas yang digunakan untuk praktikum. Pengamatan yang di lakukan meliputi tinggi tanaman, jumlah daun, berat konsumsi, berat brangkasan basah, berat brangkasan kering.
Berdasarkan pengamatan tinggi tanaman  yang dilakukan diperoleh data sebagai berikut : tanaman sawi yang tertinggi dengan perlakuan air limbah K0 = 0% (tanpa limbah ciu) dan pemgamatan tinggi tanaman sawi yang terendah dengan perlakuan air limbah K10=10%. perlakuan dengan konsentrasi yang terlalu pekat, seperti pada perlakuan K8,K9 dan K10 mati pada minggu ke-3.
Tanaman yang paling tinggi K0= 0%  di karenakan pada perlakuan tidak diberi air limbah ciu hanya air untuk penyiraman. Sedangkan pada perlakuan K7 hingga K10 konsentrasi limbah sebanyak 35%-50% berpengaruh buruk terhadap tinggi tanaman. Mengakibatkan tanaman terhambat pertumbuhanya dan akhirnya mati, karena diduga kandungan bhioetanol dengan konsentrasi yang tinggi selain menghambat pertumbuhan kandungan bhioetanol pada limbah ciu juga menccemari media tanah, air dan senyawa N yang di butuhkan tanaman menjadi kurang, yang mengakibatkan tanaman kerdil.
 Pengamatan jumlah daun, jumlah daun yang paling banyak pada K1 dengan konsentrasi air limbah sebnyak 5%,yang diduga kandungan bhioetanol dalam limbah yang tepat dapat menmbah lebar dan jumlah daun pada tamanan sawi. sedangkan yang palaing sedikit pada K10 dengan konsentrasi air limbah  sebanyak 50%, yang di duga kandungan bhioetanol pada limbah dapat menghambat pertumbuhan, serta air limbah yang mengenaai daun menyebabkan terhambatnya proses fotosintesis.
Hasil berat konsumsi yang tertinggi yaitu K2 dengan konsentrasi air limbah sebanyak 10%, yang di duga dalam konsentrasi 10% dapat menyebabkan zat pertumbuhan tanaman(ZPT) pada akar menjadi lebih efisien, sedangkan hasil berat konsumsi yang terendah pada K7 dengan konsentrasi air limbah sebanyak 35% yang di duga dapat menyebabkan kerusakan pada jaringan akar tanaman.  
Berat basah yang tertinggi pada K0 dengan konsentrasi sebanyak 0% (tanpa limbah ciu) yang diduga kandungan bhioetanol pada limbah hanya dapat terserap oleh tanaman sampai ke akar, sedangkan yang terendah pada K7 dengan konsentrasi air limbah sebanyak 35% yang di duga kandungan biotanol yang terlalu pekat menghambat penyerapan hara tanah.
Berat  kering yang paling tinggi yaitu K2 = 10% yang di duga kandungan biotanol dengan konsentrasi yang rendah, tidak merusak tanaman sehingga kandungan biotanol terakumulasi di daun. Sedangkan yang paling rendah K7 dengan konsentrasi 35% yang diduga kandungan bhioetanol mencemarai unsur hara yang di butuhkan oleh tanaman sehingga tanaman kekurangan unsur hara yang menyebabkan pertumbuhan akar, daun dan tumbuh tanaman kurang baik.
           

F.     Kesimpulan dan Saran
1.    Kesimpulan
Dari hasil praktikum pengaruh air limbah ciu terhadap pertumbuhan tanaman sawi dapat disimpulkan :
a.       Tanaman yang tertinggi yaitu pada konsentrasi 0% (tanpa limbah ciu)
b.      Jumlah daun yang paling banyak pada konsentrasi air limbah 5%
c.       Hasil berat konsumsi yang paling banyak pada konsentrasi air limbah 10%
d.      Hasil brangkasan basah yang paling tinggi pada konsentrasi air limbah 0%
e.       Hasil brangkasan kering yang paling tinggi pada konsentrasi air limbah 10%
f.       Pada konsentrasi 30% sampai 50% air limbah ciu berpengaruh negatif terhadap pertumbuhan tanaman sawi.
g.       Pada konsentrasi air limbah 5% dan 10% berpengaruh positif terhadap pertumbuhan tanaman sawi.
h.      Tanaman sawi masih toleran terhadap Konsentrasi air limbah 15-25% untuk parameter pertumbuhan jmlh daun

2.    Saran
a.         Hendaknya pada praktikum pengaruh air limbah ciu semua alat-alat disediakan dari kampus.
b.        Alat untuk konsentrasi limbah ciu  hendaknya mencukupi bagi semua kelompok yang melakukan praktikum limbah ciu tersedia pada setiap kelompok agar tidak saling berebut.








                                                            III. EKOSISTEM      

A.                Tujuan
Untuk mengetahui komponen-komponen penyusun ekosistem dan fungsinya serta hubungan antar komponen-komponen tersebut

B.                 Tinjauan Pustaka
Ekosistem adalah suatu sistem ekologi yang terbentuk oleh hubungan timbal balik antara makhluk hidup dengan lingkungannya. Ekosistem bisa dikatakan juga suatu tatanan kesatuan secara utuh dan menyeluruh antara segenap unsur lingkungan hidup yang saling mempengaruhi. Ilmu yang mempelajari ekosistem disebut ekologi. Ekologi berasal dari dua kata dalam bahasa Yunani, yaitu oikos dan logos. Oikos artinya rumah atau tempat tinggal, dan logos artinya ilmu. Istilah ekologi pertama kali dikemukakan oleh Ernst Haeckel (1834-1914). Ekologi merupakan cabang ilmu yang masih relatif baru, yang baru muncul pada tahun 70-an. Akan tetapi, ekologi mempunyai pengaruh yang besar terhadap cabang biologinya. Ekologi mempelajari bagaimana makhluk hidup dapat mempertahankan kehidupannya dengan mengadakan hubungan antar makhluk hidup dan dengan benda tak hidup di dalam tempat hidupnya atau lingkungannya.
Ekologi adalah kajian ilmiah mengenai interaksi antara organisme dan lingkungannya. Sebagai suatu bidang kajian ilmiah, ekologi menggabungkan pendekatan hipotesis-deduktif, yang menggunakan pengamatan dan eksperimen untuk menguji penjelasan hipotesis dari fenomena-fenomena ekologis. Lingkungan meliputi komponen abiotik (faktor-faktor kimiawi dan fisik tak hidup) seperti suhu, cahaya, air, dan nutrient. Yang juga penting pengaruhnya pada organisme adalah komponen biotik (hidup), semua organisme lain yang merupakan bagian dari lingkungan suatu individu (Campbell, 2004).
Dilihat dari susunan dan fungsinya, suatu ekosistem tersusun atas komponen autotrof, heterotrof, abiotik, dan dekomposer (pengurai). Autotrof adalah organisme yang mampu menyediakan/mensintesis makanan sendiri yang berupa bahan organik dari bahan anorganik dengan bantuan energi seperti matahari dan kimia. Komponen autotrof berfungsi sebagai produsen, contohnya tumbuh-tumbuhan hijau. Heterotrof merupakan organisme yang memanfaatkan bahan-bahan organik sebagai makanannya dan bahan tersebut disediakan oleh organisme lain. Yang tergolong heterotrof adalah manusia, hewan, jamur, dan mikroba. Abiotik atau bahan tak hidup yaitu komponen fisik dan kimia yang terdiri dari tanah, air, udara, sinar matahari. Bahan tak hidup merupakan medium atau substrat tempat berlangsungnya kehidupan, atau lingkungan tempat hidup. Pengurai adalah organisme heterotrof yang menguraikan bahan organik yang berasal dari organisme mati (bahan organik kompleks). Organisme pengurai menyerap sebagian hasil penguraian tersebut dan melepaskan bahan-bahan yang sederhana yang dapat digunakan kembali oleh produsen. Termasuk pengurai ini adalah bakteri dan jamur (Anonim, 2009).
Ekosistem darat dibagi menjadi beberapa bioma, yaitu bioma gurun, bioma padang rumput, bioma hutan tropis, bioma hutan gugur, bioma taiga, bioma tundra, dan bioma sahaba. Ekosistem air dapat dibedakan menjadi 2, yaitu ekosistem air tawar dan ekosistem air laut. Berdasarkan cara hidupnya, organism di air dapat dibedakan menjadi, plankton, nekton, neuston, perifiton, dan bentos. Plankton, terdiri dari fitoplankton dan zooplankton, pergerakan plankton mengikuti gerak aliran air. Nekton, merupakan organism yang aktif berenang dalam air, contohnya ikan. Neuston adalah organism yang mengapung, berenang di permukaan air, atau berada pada permukaan air, contohnya serangga air. Perifiton adalah tumbuhan atau hewan yang melekat pada tumbuhan paku atau benda lain, contohnya keong. Bentos, yakni tumbuhan atau hewan yang hidup di dasar atau hidup pada endapan. Bentos dapat melekat (sesil) atau bergerak bebas, contohnya adalah cacing dan remis (Omori, 1967).

C.                Bahan dan Alat
1. Satu satuan unit ekosistem, dalam praktikum ini menggunakan unit ekosistem darat yaitu TPA (tempat pembuangan akhir) Putri Cempo.
2. Cangkul, plastik sampah, timbangan, alat tulis.

D.                Cara Kerja   
1.    Membuat petak penelitian berukuran 1 x 1 x 0,2 meter pada unit ekosistem tersebut.
2.    Mengidentifikasi dan mencatat komponen-komponen penyusun unit ekosistem tersebut.
3.    Menimbang komponen-komponen abiotik.

E.                 Hasil dan Pembahasan
1. Hasil pengamatan
a.       Nama lokasi            : Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Putri Cempo yang terletak di desa Jatirejo RT 06 RW 11, Kelurahan Mojosongo, Kecamatan Jebres, Surakarta.
b.      Jenis unit ekosistem: Ekosistem tempat sampah
c.       Luas unit ekosistem: 1 X 1 X 0,2 meter
d.      Waktu pengamatan : Rabu, 28 November 2012
e.       Tinggi tempat          : 75 – 195 mpdl

Tabel 3.1: Komponen abiotik
Komponen Abiotik
Berat
Sample (kg)
Total (kg)
Prosentase(%)
Plastik
7
42,3
16,5
Sersah
2,3
42,3
5,4
Beling
1,5
42,3
3,5
Batu
4,2
42,3
9,9
Karet
0,5
42,3
1,2
Kertas
0,5
42,3
1,2
Bahan Terlapuk
24,5
42,3
57,9
Kain
1
42,3
2,4
Gabus
0,8
42,3
1,9
      Sumber : laporan sementara

      Tabel 3.2. Komponen biotik
Komponen Biotik
Produsen
Konsumen 1
Konsumen 2
Dekomposer
Pohon Jati
Sapi
Lalat
Belatung
Pohon Pisang
Kambing
Capung
Cacing

Ayam
Semut
Gendon

Kupu-kupu


      Sumber : laporan sementara

2. Pembahasan
            Komponen pembentuk dari ekosistem darat berupa ekosistem lengkap, dimana antara komponen abiotik dan biotiknya saling berhubungan. Sistem energinya berupa ekosistem terbuka, artinya terjadi interaksi langsung dengan bagian ekosistem lainnya di alam.
Berdasarkan hasil pengamatan, komponen abiotik (pada petak sample) yang paling berat adalah bahan terlapuk sebesar 24,5 kg dan komponen abiotik terendah adalah  kertas dan karet masing-masing sebesar 0,5 kg. Hal ini diduga  sampah-sampah yang ada didaerah tersebut sudah cukup lama sehingga banyak bahan-bahan yang terlapuk. Sedangkan kertas dan karet banyak di ambil pemulung sehingga keberadaannya disana sedikit.
Selain komponen abiotik, terdapat pula komponen biotik yang menyusun ekosistem TPA tersebut. Komponen biotik tersebut antara lain pohon jati dan pohon pisang (produsen), Sapi, kambing, ayam dan kupu-kupu (konsumen I), lalat dan capung, semut (konsumen II), belatung, gendon dan cacing (dekomposer). Masing-masing komponen biotik tersebut membentuk suatu hubungan dan saling berpengaruh satu dengan yang lainnya. Salah satu bentuk hubungan tersebut adalah terbentuknya rantai makanan. Berikut rantai makanan dari komponen-komponen ekosistem daratan: Tumbuhan, tanaman dan rerumputan→ Serangga→ Predator→ Bakteri.
Berikut daur energi yang berlangsung,Matahari→Tumbuhan, tanaman dan rerumputan→Serangga→Predator.
Skema interdependensi antara kompnen abiotik dan biotiknya pada ekosistem daratan adalah sebagai berikut :
Matahari Awan (hujan)→Tumbuhan Tanah Air (genangan)→Konsumen→Pengurai
Keberadaan TPA Putri Cempo memberikan dampak baik dampak negatif maupun positif.  Keadaan TPA putri cempo  sangat menghawatirkan dikarenakan gundukan sampah yang ada disana sangat banyak berdampak negatif baik bagi lingkungan maupun masyarakat yang tinggal disekitar TPA. Gundukan sampah tersebut mengakibatkan bau, pencemaran lingkungan dan akses jalan ke TPA tersebut dijadikan tempat sampah.Hal tersebut jelas mengganggu pemandangan dan kesehatan masyarakat sekitar. Namun selain dampak negatif tersebut, keberadaan TPA Putri Cempo berdampak positif bagi para pemulung dan penadah barang bekas. Hal ini dikarenakan sampah-sampah yang memiliki daya jual bisa didaur ulang sehingga dapat menambah penghasilan masyarakat diarea Putri Cempo.

F. Kesimpulan dan Saran
1. Kesimpulan
Kesimpulan dari hasil pengamatan yang dilakukan di TPA Putri Cempo antara lain:
a.    Penyusun ekositem terdiri dari dua komponen yaitu komponen abiotik dan komponen biotik
b.    Komponen abiotik terbanyak adalah bahan terlapuk sebesar 24,5 kg (57,9%) sedangkan terendah adalah kertas dan karet masing-masing sebesar 0,5 kg (1,2%).
c.    Komponen biotik yang terdapat di TPA Putri Cempo antara lain pohon jati dan pohon pisang (produsen), sapi, kambing, ayam dan kupu-kupu (konsumen I), lalat , semut dan capung (konsumen II), belatung, gendon  dan cacing (dekomposer).
d.   Keberadaan TPA Putri Cempo berdampak negatif karena dapat menyebabkan pencemaran lingkungan, bau, dan akses jalan ke TPA tersebut dijadikan tempat sampah serta dapat mengganggu kesehatan masyarakat sekitar TPA.
e.    Dampak positif dari TPA Putri Cempo adalah dapat menambah penghasilan para pemulung dan penadah barang bekas disekitar TPA.
2. Saran
a.    Kesadaran masyarakat tentang lingkungan perlu ditingkatkan.
b.    UU tentang persampahan perlu digalakkan tentang kebersihan kota.










IV.  POPULASI PRNDUDUK



A.    Tujuan
  Untuk mengetahui dinamika populasi penduduk suatu desa.

B.     Tinjauan Pustaka
  Pertumbuhan penduduk adalah perubahan populasi sewaktu-waktu, dan dapat dihitung sebagai perubahan dalam jumlah individu dalam sebuah populasi menggunakan “per waktu unit” untuk pengukuran. Sebutan pertumbuhan penduduk merujuk pada semua spesies, tapi selalu mengarah pada manusia, dan sering digunakan secara informal untuk sebutan demografi nilai pertumbuhan penduduk, dan digunakan untuk merujuk pada pertumbuhan penduduk dunia. (menurut Wikipedia)
  Pertumbuhan penduduk merupakan salah satu faktor yang penting dalam masalah sosial ekonomi umumnya dan masalah penduduk pada khususnya. Karena di samping berpengaruh terhadap jumlah dan komposisi penduduk juga akan berpengaruh terhadap kondisi sosial ekonomi suatu daerah atau negara maupun dunia. (menurut MKDU ISD)
Pertumbuhan penduduk adalah perubahan jumlah penduduk baik pertambahan maupun penurunannya. (menurut modul online)
  Angka pertumbuhan penduduk adalah tingkat pertambahan penduduk suatu wilayah atau negara dalam suatu jangka waktu tertentu, dinyatakan dalam persentase.
Nilai pertumbuhan penduduk (NPP) adalah nilai kecil dimana jumlah individu dalam sebuah populasi meningkat. 3 Faktor pertambahan dan penurunan penduduk pada dasarnya dipengaruhi oleh faktor – faktor demografi sebagai berikut :
1. Kematian (Mortalitas)
2. Kelahiran(Natalitas)
3.Migrasi (Mobilitas)
  Kelahiran dan kematian dinamakan faktor alami, sedangkan perpindahan penduduk dinamakan faktor non alami. Di dalam pengukuran demografi ketiga faktor tersebut diukur dengan tingkat/rate. Tingkat/rate adalah ukuran frekuensi suatu penyakit atau peristiwa/kejadian tertentu yang terjadi pada suatu populasi selama periode waktu tertentu, dibandingkan dengan jumlah penduduk yang menanggung resiko tersebut.

1. Kematian (Moralitas)
            Kematian adalah hilangnya tanda-tanda kehidupan manusia secara permanen. Kematian bersifat mengurangi jumlah penduduk dan untuk menghitung besarnya angka kematian caranya hampir sama dengan perhitungan angka kelahiran. Banyaknya kematian sangat dipengaruhi oleh faktor pendukung kematian (pro mortalitas) dan faktor penghambat kematian(antimortalitas).
2.Kelahiran (Natalitas)
            Kelahiran bersifat menambah jumlah penduduk. Ada beberapa faktor yang menghambat kelahiran (anti natalitas) dan yang mendukung kelahiran.(pronatalitas)
3. Migrasi (Mobilitas)
            Migrasi penduduk adalah perpindahan penduduk dari tempat yang satu ke tempat lain. Dalam mobilitas penduduk terdapat migrasi internasional yang merupakan perpindahan penduduk yang melewati batas suatu negara ke negara lain dan juga migrasi internal yang merupakan perpindahan penduduk yang berkutat pada sekitar wilayah satu negara saja.

C.     Bahan dan Alat
Bahan yang digunakan adalah data Demografi Desa Lebak Kecamatan Pracimantoro Kabupaten Wonogiri dan alat yang digunakan adalah alat tulis.

D.    Cara Kerja
1.      Mendatangi kantor kepala desa
2.      Mencatat data penduduk selama 5 tahun terakhir
3.      Melakukan pencatatan dan menghitung jumlah penduduk keseluruhan.
4.      Mencatat dan menghitung jumlah penduduk laki-laki.
5.      Mencatat dan menghitung jumlah penduduk wanita.
6.      Mencatat dan menghitung jumlah angka kelahiran dan kematian.
7.      Mencatat dan menghitung  jumlah migran keluar masuk.

E.     Hasil dan Pembahasan
1.      Hasil Pengamatan
  Dari hasil wawancara dan menyalin data kependudukan di kantor kepala desa Lebak Kecamatan Pracimantoro Kab.Wonogiri. Diperoleh data demografi penduduk mulai dari tahun 2008 sampai 2012 sebagai berikut:
Tabel 4.1. Data demografi desa Lebak Kecamatan Pracimantoro Kab. Wonogiri

Tahun
Jumlah Penduduk Laki-laki
Jumlah Penduduk perempuan
Jumlah Penduduk Total
Jumlah Kelahiran
Jumlah Kematian
Jumlah Imigrasi
Jumlah Emigrasi
2008
1475
1482
2957
11
8
5
10
2009
1474
1482
2956
15
9
6
13
2010
1511
1511
3022
29
5
46
4
2011
1524
1529
3053
19
11
24
4
2012
1522
1527
3049
9
7
4
10
Sumber: Data monografi desa
Tabel 4.2. Jumlah penduduk desa Lebak Kecamatan Pracimantoro Kab. Wonogiri  berdasarkan klasifikasi umur Tahun 2008
No
Umur
Laki-laki
Perempuan
Jumlah
1
0 – 4
244
285
529
2
5 – 9
98
99
197
3
10 - 14
91
84
175
4
15 - 19
96
92
188
5
20 - 24
109
102
211
6
25 - 29
198
189
387
7
30 –  39
272
243
515
8
40 - 49
191
177
368
9
50 - 59
102
101
203
10
60 Ke atas
74
110
184

        Jumlah
1475
1482
2957






Tabel 4.3. Jumlah penduduk desa Lebak Kecamatan Pracimantoro Kab. Wonogiri  berdasarkan klasifikasi umur Tahun 2009
No
Umur
Laki-laki
Perempuan
Jumlah
1
0 – 4
247
288
535
2
5 – 9
98
99
197
3
10 - 14
91
84
175
4
15 - 19
96
92
188
5
20 - 24
109
102
211
6
25 - 29
198
188
386
7
30 –  39
272
243
387
8
40 - 49
191
176
367
9
50 - 59
100
100
200
10
60 Ke atas
72
109
181

        Jumlah
1474
1482
2956

Tabel 4.4. Jumlah penduduk desa Lebak Kecamatan Pracimantoro Kab. Wonogiri  berdasarkan klasifikasi umur Tahun 2010
No
Umur
Laki-laki
Perempuan
Juml256ah
1
0 – 4
256
293
549
2
5 – 9
2102
101
203
3
10 - 14
96
88
184
4
15 - 19
99
94
193
5
20 - 24
116
108
224
6
25 - 29
197
190
386
7
30 –  39
276
245
394
8
40 - 49
193
180
373
9
50 - 59
104
104
208
10
60 Ke atas
72
107
179

        Jumlah
1511
1511
3022

Tabel 4.5. Jumlah penduduk desa Lebak Kecamatan Pracimantoro Kab. Wonogiri  berdasarkan klasifikasi umur Tahun 2011
No
Umur
Laki-laki
Perempuan
Jumlah
1
0 – 4
91
96
181
2
5 – 9
92
74
166
3
10 - 14
95
118
213
4
15 - 19
125
98
223
5
20 - 24
130
99
229
6
25 - 29
98
104
203
7
30 –  39
233
231
464
8
40 - 49
251
252
503
9
50 - 59
163
151
314
10
60 Ke atas
246
312
558

        Jumlah
1534
1529
3053

Tabel 4.6. Jumlah penduduk desa Lebak Kecamatan Pracimantoro Kab. Wonogiri  berdasarkan klasifikasi umur Tahun 2012
No
Umur
Laki-laki
Perempuan
Jumlah
1
0 – 4
81
79
160
2
5 – 9
89
75
164
3
10 - 14
101
115
216
4
15 - 19
125
100
225
5
20 - 24
129
97
226
6
25 - 29
91
104
195
7
30 –  39
238
233
471
8
40 - 49
254
252
506
9
50 - 59
163
152
315
10
60 Ke atas
251
320
571

        Jumlah
1522
1527
3049


      Dari data tersebut kemudian dihitung angka kelahiran, angka kematian, angka pertumbuhan migrasi, rata-rata pertumbuhan penduduk laki-laki dan perempuan, rata-rata pertumbuhan penduduk total, proyeksi penduduk tahun 2013 serta menggambar piramida penduduk.
a.       Perhitungan jumlah kelahiran 2008 - 2012
Ø  Angka kelahiran tahun 2008
B = Jumlah lahir
P = Jumlah penduduk
 Angka kelarihan 2008x 1000
=   3 , 7 (rendah)
Artinya , kelahiran ada 4 orang setiap 1000 orang / tahun
Ø  Angka kelarihan 2009
    
B = Jumlah lahir
P = Jumlah penduduk
Angka kelarihan 2009x 1000
=   5 , 1 (rendah)
Artinya , kelahiran ada 5 orang setiap 1000 orang / tahun
Ø  Angka kelarihan 2010
B = Jumlah lahir
P = Jumlah penduduk

x 1000       
                                         =   9,6
Artinya , kelahiran ada 10 orang setiap 1000 orang / tahun
Ø  Angka kelarihan 2011
     
B = Jumlah lahir
P = Jumlah penduduk
Angka kelarihan 2011 x 1000
                                     =   6,2
Artinya , kelahiran ada 6 orang setiap 1000 orang / tahun
Ø  Angka kelarihan 2012
B = Jumlah lahir
P = Jumlah penduduk
Angka kelarihan 2012 x 1000
                                     =   2,9
Artinya , kelahiran ada 3 orang setiap 1000 orang / tahun
b.      Perhitungan Jumlah kematian 2008 - 2012
Ø  Angka kematian 2008
 X K
D = Jumlah mati
P = Jumlah penduduk
                X 1000
               =  2,7
Artinya , kematian ada 3 orang setiap 1000 orang / tahun
Ø  Angka kematian 2009
 X K
D = Jumlah mati
P = Jumlah penduduk
                X 1000
                =  3,04
Artinya , kematian ada 3 orang setiap 1000 orang / tahun
Ø  Angka kematian 2010
 X K
D = Jumlah mati
P = Jumlah penduduk
                X 1000
               =  1,6
Artinya , kematian ada 2 orang setiap 1000 orang / tahun
Ø  Angka kematian 2011
 X K
D = Jumlah mati
P = Jumlah penduduk
                X 1000
                =  3,55
Artinya , kematian ada 4 orang setiap 1000 orang / tahun
Ø  Angka kematian 2012
 X K
D = Jumlah mati
P = Jumlah penduduk
                X 1000
               =  2,3
Artinya , kematian ada 2-3 orang setiap 1000 orang / tahun

c.       Perhitungan Jumlah Imigrasi 2008 - 2012
Ø  Angka imigrasi 2008
Mi =   X 1000
    = x 1000
    = 1,6
Artinya , terdapat 1-2 atau 2 orang imigrasi dari setiap 1000 orang / tahun
Ø  Angka imigrasi 2009
Mi =   X 1000
    = x 1000
    = 2,03
Artinya , terdapat 2 orang imigrasi dari setiap 1000 orang / tahun
Ø  Angka imigrasi 2010
Mi =   X 1000
     = x 1000
     = 15,22
Artinya , terdapat 15 orang imigrasi dari setiap 1000 orang / tahun
Ø  Angka imigrasi 2011
Mi =   X 1000
    = x 1000
     = 7,9
Artinya , terdapat 8 orang imigrasi dari setiap 1000 orang / tahun
Ø  Angka imigrasi 2012
Mi =   X 1000
      = x 1000
      = 1,3
Artinya , terdapat 1-2 orang imigrasi dari setiap 1000 orang / tahun
d.      Perhitungan jumlah Emigrasi 2008 – 2012

Ø  Angka emigrasi tahun 2008
Mo  X K
        = X 1000
        = 3,3
Artinya , terdapat 3-4 orang emigrasi dari setiap 1000 orang / tahun
Ø  Angka emigrasi 2009
Mo  X K
        = X 1000
        = 4,4
Artinya , terdapat 4 orang emigrasi dari setiap 1000 orang / tahun
Ø  Angka emigrasi 2010
Mo  X K
        = X 1000
         = 1,3
Artinya , terdapat 1-2 orang emigrasi dari setiap 1000 orang / tahun
Ø  Angka  emigrasi 2011
Mo  X K
        = X 1000
        = 1,3
Artinya , terdapat 1-2 orang emigrasi dari setiap 1000 orang / tahun
Ø  Angka emigrasi 2012
Mo  X K
        = X 1000
        = 3,3
Artinya , terdapat 3-4 orang emigrasi dari setiap 1000 orang / tahun
e.       Perhitungan Pertumbuhan penduduk laki-laki tahun 2008 – 2012
PT (laki-laki) = PA + PM
Ø  Perthitungan pertumbuhan penduduk laki-laki tahun 2008
PA= 0,002    PM= -0,001
PT (laki-laki) = PA + PM
= -0,001                                                                                                          
Ø  Perthitungan pertumbuhan penduduk laki-laki tahun 2009
    = 0,004                PM= 0,002
PT  = PA + PM          
= 0,006                                                                                                                       
Ø  Perthitungan pertumbuhan penduduk laki-laki tahun 2010
PA  = 0,016                 PM= 0,027
PT  = PA + PM
                   = 0,043                                                                                                    
Ø  Perthitungan petumbuhan penduduk laki-laki tahun 2011
PA = 0,005                  PM= 0,013
PT = PA + PM
                        = 0,018                                                                                                           
Ø  Perthitungan pertumbuhan penduduk laki-laki tahun 2012
PA = 0,001                  PM= -0,003
PT (laki-laki) = PA + PM
                        = -0,002                                                          
f.       Perhitungan pertumbuhan jumlah penduduk perempuan tahun 2008-2012
PT(perempuan) = PA + PM
Ø  Perhitungan pertumbuhan jumlah penduduk perempuan tahun 2008
PA = 0,002                  PM= -0,003
PT= PA + PM
          = -0,001                                                                                                            
Ø  Perhitungan pertumbuhan jumlah penduduk perempuan tahun 2009
PA= 6              PM= -0,002
PT = PA + PM
      = -0,006                                                                                                                
Ø  Perhitungan pertumbuhan jumlah penduduk perempuan tahun 2010
PA = 0,009                  PM= 0,027
PT = PA + PM
= 0,036           
Ø  Perhitungan pertumbuhan jumlah penduduk perempuan tahun 2011
PA = 0,005                  PM= 0,013
PT  = PA + PM
= 0,018           
Ø  Perhitungan pertumbuhan jumlah penduduk perempuan tahun 2012
PA = 0,001\                 PM= -0,003
PT = PA + PM
= -0,002

g.      Perhitungan pertumbuhan penduduk total dari tahun 2008 – 2012
         
            PT= PA + PM
Ø  Perhitungan pertumbuhan jumlah penduduk  tahun 2008
PA=  0,001      PM= -  0,002
PT=PA+PM
= -0,001                                                                                                                      
Ø  Perhitungan pertumbuhan jumlah penduduk perempuan tahun 2009
= 0,002                    = -0,002
PT= PA + PM
= 0,000
Ø  Perhitungan pertumbuhan jumlah penduduk perempuan tahun 2010
= 0,008        = 0,014
PT = PA + PM
                 = 0,022
Ø  Perhitungan pertumbuhan jumlah penduduk perempuan tahun 2011
 = 0,003  0,007
PT = PA + PM
=  0,003 + 0,007
= 0,009
Perhitungan pertumbuhan jumlah penduduk perempuan tahun 2012
 = 0,001  = -0,002
PT = PA + PM
=  0,001 - 0,002
= -0,001
h.      Perhitungan rata-rata pertumbuhan penduduk tahun 2008 – 2012
        = 0,031%
Perkiraan rata-rata pertumbuhan penduduk dari tahun 2008 - 2012 sebesar 3,1% Jiwa.

i.        Perhitungan proyeksi penduduk tahun 2013
PT = Jumlah penduduk (2008) . (1 + PAS )5
      = 2957 (1+0,031)4
      = 2957 . 1,031
      = 3341
Perkiraan jumlah penduduk tahun 2013 sekitar 3341 Jiwa.

j.        Gambar Piramida Panduduk pada tahun 2008 - 2012

Gambar 1 Piramida penduduk 2008




Gambar 2 Piramida penduduk 2009


Gambar 3 Piramida penduduk 20010









                Gambar 4 Piramida penduduk 2011
Gambar 5 Piramida penduduk 2012
                                     
2.      Pembahasan
Dari hasil praktikum populasi penduduk dengan mencatat data Demografi kelurahan Desa lebak Kecamatan Pracimantoro kabupaten wonogiri selama lima tahun dengan menghitung :
a.       Hitung angka kelahiran pertahun
b.      Hitung angka kematian pertahun
c.       Hitung Imigrasi masuk
d.      Hitung Emigrasi keluar
e.       Hitung pertumbuhan penduduk laki-laki
f.       Hitung pertumbuhan penduduk perempuan
g.      Hitung pertumbuhan total
h.      Hitung rata-rata pertumbuhan penduduk tiap tahun
i.        Hitung proyeksi penduduk tahun selanjutnya
j.        Gambar piramida penduduk untuk setiap tahun selanjutnya
     Hasil perhitungan Angka kematian  mengunakan rumus Crude Death Rate (CDR) jumlah kematian pada tahun 2008 ada 3, jumlah kematian pada tahun 2009 ada 3, jumlah kematian pada tahun 2010 ada2, jumlah kematian pada tahun 2011 ada 4,  jumlah kematian pada tahun 2012 ada 3 setiap seribu orang /tahun pertahun.  Angka rata-rata kematian tiap tahun  tergolong rendah, di karenakan adanya faktor :
a.       Fasilitas kesehatan yang memedahi di desa dan adanya surat jamkesmas dan askes yang  memudahkan masyarakat berobat.
b.      Kemajuan pendidikan dan kesadaran masyarakat terhadap kesehatan
c.       Larangan agama membunuh orang
d.      Lingkungan  bersih dan teratur yang tidak menyebabkan adanya penyakit.
     Hasil perhitungan angka kelahiran menggunakan rumus rata-rata kelahiran paertahun Crude Brith Rate (CBR) jumlah kelahiran pada tahun  2008 ada 4, kelahiran  pada 2009 ada 5, kelahiran pada tahun 2010 ada 10, kelahiran pada tahun 2011 ada 6, kelahiran  pada tahun 2012 ada 3 orang.  Angka rata-rata kelahiran tiap tahun  di golongkan  rendah, di karenakan faktor progam KB dan usia lanjut yang belum menikah serta peraturan Negara yang membatasi umur pernikahan.
     Hasil perhitungan angka  imigrasi pada tahun 2008 ada 1,6 pada  tahun 2009 ada 2,03  pada tahun 2010 ada 15,22  pada tahun 2011 ada 7,9  pada tahun 2012 ada 1,3. Factor-faktor yang mempengaruhi  Imigrasi :
a.       Bencana alam
b.      Factor ekonomi
c.       Factor keluarga
Hasil perhitungan jumlah Emigrasi menggunaan rumus PAS , Jumlah emigrasi pada tahun 2008 ada 3,3 pada tahun 2009 ada 4,4 pada tahun 2010 ad 1,3 pada tahun 2011 ada 1,3 pada tahun 2012 ada 3,3. Faktor-faktor yang mempengaruhi angka Emigrasi :
a.       Transmigrasi
b.      Kurangnya pekerjaan
c.       Factor ekonomi
Hasil perhitungan partumbuhan penduduk laki-laki dan perempuan, beradasarkan perhitungan pertumbuhan penduduk total desa Lebak tidak signifikan atau naik turun , diketahui pertumbuhan penduduk  pada tahun 2008 – 2012 yaitu tahun 2008 sebanyak -0,001 ,2009 : 0, 2010 : 0,022 ,2011 : 0,009  dan 2012 : -0,001.
Secara spesifik pertumbuhan penduduk di desa Lebak terjadi penurunan dan peningkatan yang fluktuatif pada tiap tahunnya, tetapi penurunan dan peningkatan pertumbuhan penduduk tidak begitu ekstrem. Pada tahun 2008 terjadi penurunan pertumbuhan sebesar 0,001%, kemudian ditahun berikutnya (2010) pertumbuhan penduduk tidak mengalami perkembangan, sedangkan pada tahun 2010 dan 2011 terjadi peningkatan 0,022% kemudian 0,009%, lalu turun lagi pada tahun 2012 sebesar 0,001%.   Rata-rata pertumbuhan penduduk desa Lebak dari tahun 2008-2012 mengalami peningkatan sebanyak sebanyak 0,031%.
Dari rata-rata pertumbuhan penduduk sebesar 0,031%, maka dapat diperkirakan jumlah penduduk tahun 2013 adalah 3341 jiwa. 

Piramida penduduk di desa lebak pada tahun 2008 tertinggi pada umur 0 – 4 dan terendah pada umur 10 – 14, di karenakan jumlah usia produktif banyak.  Tahun 2009 tertinggi pada umur 0 – 4 dan terendah pada umur 10 – 14, di karenakan jumlah usia produktif banyak. Tahun 2010 tertinggi umur 0 – 4 dan terendah pada umur 10 – 14, di karenakan jumlah usia produktif banyak. Tahun 2011 tertinggi pada umur 60 > keatas dan terendah pada umur 5 – 9, di karenakan jumlah emigrasi meningkat. Tahun 2012 tertinggi pada umur 60 > keatas dan terendah pada umur 0 – 4, di karenakan jumlah emigrasi meningkat.










F.     Kesimpulan Dan Saran

A.    Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisa dari data-data yang ada, maka dapat disimpulkan bahwa :
1.      Dari tahun 2008 - 2012 terjadi peningkatan dan penurunan jumlah penduduk di desa Lebak Kecamatan Pracimantoro Kab. Wonogiri
2.      Laju pertumbuhan jumlah penduduk desa  Lebak masuk dalam golongan rendah
3.      Laju pertumbuhan penduduk pria dan wanita di desa Lebak laju pertumbuhannya sedang.
4.      Tingkat kematian di desa Lebak tergolong rendah
5.      Tingkat kelahiran di desa Lebak rata-rata tergolong rendah
6.      diperkirakan pada tahun 2013 jumlah penduduk di desa Lebak mencapai 3341 jiwa.
B.     Saran
                        Laju pertumbuhan penduduk di desa Lebak cenderung stabil, kondisi seperti          ini hendaknya dapat dipertahankan karena mempermudah dalam pengaturan baik ekonomi maupun social.

























DAFTAR PUSTAKA


Anonim. 2009a. EkosistemHttp://id.wikipedia.org/wiki/Ekosistem. diakses tanggal 5 Januari 2013.

---------. 2009b EkosistemHttp://aurel-jw.tripod.com/Ekosistem.htm. diakses tanggal 9 Januari 2013.

---------. 2009c. Plankton.http://www.o-fish.com/plankton. diakses tanggal 12 Januari 2013.

---------. 2009d. Planktonhttp://www.google.com. diakses tanggal 2 Januari 2013. jam 19:28 WIB.

---------. 2013e. http://repository.usu.ac.id/bitstream/1234567 89/7575/1/09E00829.pdf. diunduh tanggal 16 Januari 2013. jam  17.45

---------. 2013f. http://etd.eprints.ums.ac.id/1198/1/A420040079.pdf. diunduh tanggal 16 Januari 2013. jam  17.30

----------. 2013g. http://suaramerdeka.com/v1/index.php/read/news/2011/12/26/105191. diunduh tanggal 16 Januari 2013. jam  18.25


Campbell, N.A. 2004. Biologi. Erlangga. Jakarta

Omori, M. 1967. Methods in Morine Zooplankton Ecology. Wiley Interscience. United States of America.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar