I. PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Ekologi merupakan salah satu ilmu dasar bagi
ilmu lingkungan. Berbicara ekologi pasti berbicara mengenai semua makhluk hidup
dan benda-benda mati yang ada di dalamnya termasuk tanah, air, udara dan lain -
lain. Dimana lingkungan yang ditempati berbagai jenis makhluk hidup tersebut
saling mempengaruhi dan dipengaruhi. Makhluk hidup dalam memenuhi kebutuhannya
tidak terlepas dari bantuan makhluk hidup lain, contohnya makhluk hidup
membutuhkan pelepas dahaga yaitu air, manusia membutuhkan energi yaitu makanan
baik sumber makanannya dari tumbuhan-tumbuhan maupun hewan, dan sebagainya.
Dalam ilmu lingkungan, seperti dalam halnya
ekologi, jasad hidup pada dasarnya dipelajari dalam unit populasi. Populasi
dapat dikatakan sebagai kumpulan individu spesies organisme hidup yang sama.
Menentukan populasi memang sukar, kalau anggotanya terpisah - pisah dalam
sebuah wilayah, dimana jarak menjadi sebagai penghalang antar individu, seperti
halnya gajah atau harimau di Asia, pohon cemara di Eropa, bahkan manusia di
dunia.
Pembahasan
tentang Ekologi tidak lepas dari komponen-komponen penyusun yang ada
didalamnya, hubungan masing-masing komponen dan pengaruh makluk hidup dengan lingkungannya.
Oleh karena itu, praktikum Agroekologi perlu dilakukan.
B.
Tujuan
1.
Untuk
melengkapi mata kuliah Agroekologi.
2.
Untuk
mempelajari komponen – komponen penyusun pada ekosistem.
II.
PENGARUH AIR LIMBAH
A.
Tujuan
Untuk mengetahui
pengaruh air limbah terhadap pertumbuan dan hasil pada tanaman sawi.
B.
Tinjauan
Pustaka
Irigasi
pertanian akan menjadi komponen penting dari setiap strategi untuk meningkatkan
pasokan pangan global. Banyak upaya akan dibutuhkan untuk meningkatkan
efisiensi sistem irigasi yang sudah ada. Di sisi lain, ketersediaan sumber daya
air harus dikontraskan dengan meningkatnya populasi dunia. Populasi dunia
berkembang pesat, dengan tekanan meningkat sesuai pada suplai makanan dan
lingkungan. Kompetisi untuk air menjadi kritis, dan degradasi lingkungan yang
berkaitan dengan penggunaan air yang serius.
Pertanian adalah
pengguna utama air tawar, dengan rata-rata dunia 71% dari penggunaan air.
Kelangkaan air yang parah merupakan ancaman terbesar untuk pangan masa depan
produksi. Sebanyak 8 persen dari tanaman pangan tumbuh di pertanian yang
menggunakan air tanah lebih cepat dari akuifer diisi ulang, dan sungai besar
banyak yang begitu berat dialihkan bahwa mereka tidak mencapai laut untuk
sebagian besar tahun. Karena jumlah penduduk perkotaan meningkat menjadi lima
miliar pada tahun 2025, petani akan harus bersaing bahkan lebih agresif dengan
kota-kota dan industri sumber daya menyusut. Kemajuan industri saat ini di
kota-kota besar sangat berpengaruh terhadap pencemaran air karena limbah yang
dihasilkan dari industri, dan permasalahan ini sangat mengganggu irigasi pada
lahan pertanian. Contoh irigasi yang
tercemar di Bekonang Sukoharjo pada
komoditas pertanian.
Sawi merupakan
tanaman semusim. Sawi berdaun lonjong, halus tidak berbulu dan tidak berkrop.
jenih sayuran ini dapat disilangkan (kawin silang). Tanaman sawi mempunyai
batang pendek dan lebih langsing dari batang petsai. Urat daun uatama lebih
sempit daripada petsai, tetapi daunnya lebih liat. Pada umumnya pola daunnya
berserak (roset) hingga sukar membentuk krop (Fitter dan Hay, 1991).
Pupuk Nitrogen
cukup banyak perannya, terutama untuk pertumbuyhan vegetatif tanaman. Unsur Fosfor
merupakan unsur yang mobil dan bilaman terjadi kekurangan unsur ini pada suau
tanaman maka Fosfor pada jaringan-jaringan tua akan di translokasikan ke
jaringan yang masih efektif. Apabila terjadi kekurangan unsur Fosfor akan
menghambat pertumbuhan tanaman (Hakim, dkk., 1986).
Tanaman menyerap
sulfur dalam bentuk ion silfat (SO42-) yang tidak banyak terdapat dalam tanah
mineral. Karena bermuatan negatif ion sulfat mudah hilang dari daerah perakaran
karena tercuci oleh aliran air. Kususnya terjadi pada tanah berpasir. Sebagian
besar sulfur di dalam tanah berasal dari bahan organik yang telah terdekomposisi,
sulfur elemental (bubuk/batu belerang) dari aktivitas vulkanis dan partikel
dari cerobong asap pabrik yang terbawa ketanah oleh hujan (Novizan, 2007).
Tumbuhnya
berbagai industri kecil misal industri bioetanol yang dikelola oleh masyarakat
dapat membawa dampak bagi kehidupan. Dampak negatifnya, limbah bioetanol dapat
mencemari air sungai yang dapat menurunkan kualitas air, sehingga dapat diatasi
sebaik-baiknya. Mengingat efek samping yang ditimbulkan oleh limbah dari
kegiatan industri bioetanol ini, maka perlu dilakukan penanganan yang intensif
yaitu dengan pengolahan secara biotis digunakan untuk mereduksi kadar
pencemaran organik dalam air limbah mikroorganisme pathogen yang menguntungkan.
Menurut Mara Cairnoros (1994), Air limbah
bioetanol yang langsung dibuang tanpa melalui pengolahan masih banyak
mengandung garam, gula, karbohidrat, mineral dan unsur lain yang tersuspensi
maupun yang terlarut dalam air.
Perajin alkohol
di sentra industri alkohol di Desa Bekonang, Mojolaban sepakat menyediakan penampungan
sendiri sebagai solusi sementara persoalan limbah yang dikeluhkan petani.
Selain itu, perajin juga akan mengurangi produksi untuk menekan volume limbah.
Ketua Perajin Alkohol Desa Bekonang Sabariyono mengatakan, kesepakatan itu
dicapai dalam pertemuan dan sosialisasi penyelesaian kasus limbah ciu di Kantor
Desa Bekonang, Kamis (22/12) pekan laluLimbah ciu tidak mengalir ke saluran
irigasi karena dikhawatirkan berdam,pak buruk terhadap tanaman budidaya,
sehingga disediakan penampungan sendiri dan produksi dikurangi untuk menekan
limbah,” kata Sabariyono, Senin (26/12).
Angka
pengurangan produksi berbeda antara satu perajin dan perajin yang lain.
Kisarannya, mulai 5 persen hingga 20 persen. rencananya limbah ciu juga akan
diolah perajin menjadi pupuk organik. Namun jika sulit, limbah akan disedot dan
dibuang ke tempat lain yang dinilai aman.
Menurut Kepala
Desa Bekonang perkembangan situasi di desanya saat ini sudah jauh lebih baik.
Terlebih, setelah perajin dikumpulkan dan diberikan sosialisasi untuk
mengurangi produksi dan meyediakan penampungan limbah produksi di rumah
masing-masing.
C.
Bahan
Dan Alat
1.
Media pertumbuhan (tanah,
pupuk kandang)
2.
Benih sawi
3.
Limbah ciu
4.
Nampan
5.
Polibag
6.
Jerigan air
7.
Gelas ukur, cetok/cangkul,
penggaris, timbangan ,dan alat tulis.
D.
Cara
Kerja
1.
Menyemaikan benih sawi
(selama 7 hari)
2.
Menentukan kapasitas
lapang media tanah dan pupuk (2,5 kg)
3.
Menanam bibit sawi, tiap
polibag berisi 4 bibit
4.
Melukukan penjarangan
menjadi 2 tanaman per polibag, pada umur 7 hari setelah tanam
5.
Membuat perlakuan air
limbah sebagai berikut :
a.
K0 = 0%
b.
K1 = 5%
c.
K2 = 10%
d.
K3 = 15%
e.
K4 = 20%
f.
K5 = 25%
g.
K6 = 30%
h.
K7 = 35%
i.
K8 = 40%
j.
K9 = 45%
k.
K10= 50%
6.
Penyiraman air dengan volume sesuai kapasitas lapang dilakukan
2 hari sekali (sesuai kebutuhan)
sedangkan aplikasi limbah dilakukan 7 hari sekali sesuai dengan perlakuan.
7.
dilakukan pengamatan
selama 42 HST (6 kali pengamatan) terhadap :
a.
Tinggi tanaman (dilakukan 7 hari sekali)
b. Jumlah
daun (dilakukan 7 hari sekali)
c. Berat
konsumsi saat panen
d. Berat
berangkasan segar saat panen
e. Berat
berangkasan kering saat panen
E.
Hasil
dan Pembahasan
1. Hasil Pengamatan
Tabel 2.1
Rata – rata Tinggi Tanaman (Cm)
Perlakuan
|
Tinggi tanaman
|
Jumlah
|
Purata
|
||
I
|
II
|
III
|
|||
K0
|
13,29
|
7,96
|
12,13
|
33,38
|
11,13
|
K1
|
8,79
|
10,38
|
11,13
|
30,29
|
10,10
|
K2
|
12,38
|
7,88
|
11,50
|
31,75
|
10,58
|
K3
|
8,75
|
8,29
|
10,42
|
27,46
|
9,15
|
K4
|
1,5
|
9,25
|
8,18
|
18,93
|
6,31
|
K5
|
7,17
|
6,125
|
8,08
|
21,38
|
7,13
|
K6
|
7,58
|
5,96
|
6,88
|
20,42
|
6,81
|
K7
|
6,83
|
2,125
|
6
|
14,96
|
4,99
|
K8
|
1,92
|
1,625
|
2,25
|
5,79
|
1,93
|
K9
|
0,625
|
1,75
|
1,71
|
4,08
|
1,36
|
K10
|
0,54
|
0,75
|
0,83
|
2,13
|
0,71
|
Jumlah
|
|
|
|
|
|
Sumber :
Laporan Sementara
Tabel 2.2 Rata – rata Jumlah Daun
Perlakuan
|
Jumlah Daun
|
jumlah
|
purata
|
||
I
|
II
|
III
|
|||
K0
|
5,5
|
5,83
|
5,33
|
16,67
|
5,56
|
K1
|
6,33
|
5,33
|
6,17
|
17,83
|
5,94
|
K2
|
6,17
|
4,67
|
6,17
|
17
|
5,67
|
K3
|
5,5
|
5,17
|
5,67
|
16,33
|
5,44
|
K4
|
1
|
4,5
|
5
|
10,5
|
3,50
|
K5
|
4,5
|
4,83
|
5,83
|
15,17
|
5,06
|
K6
|
4,17
|
4,5
|
5
|
13,67
|
4,56
|
K7
|
4,83
|
1,5
|
5
|
11,33
|
3,78
|
K8
|
1,17
|
1
|
1,67
|
3,83
|
1,28
|
K9
|
0,5
|
1,33
|
1,17
|
3
|
1,00
|
K10
|
0,5
|
0,5
|
0,5
|
1,5
|
0,50
|
Jumlah
|
40,17
|
39,17
|
47,5
|
126,83
|
|
Sumber : Laporan Sementara
Tabel 2.3 Berat Konsumsi (gram)
Perlakuan
|
Berat konsumsi
|
Jumlah
|
purata
|
||
I
|
II
|
III
|
|||
K0
|
3,4
|
18
|
6,5
|
27,9
|
9,3
|
K1
|
4,9
|
4,5
|
5,5
|
14,9
|
4,97
|
K2
|
5,2
|
14,7
|
7,25
|
27,15
|
9,05
|
K3
|
4,4
|
8,7
|
8
|
21,1
|
7,03
|
K4
|
2,1
|
0
|
3,4
|
5,5
|
1,83
|
K5
|
1,5
|
0,7
|
1,7
|
3,9
|
1,3
|
K6
|
1,3
|
0,4
|
3,7
|
5,4
|
1,8
|
K7
|
0,6
|
0
|
1,2
|
1,8
|
0,6
|
K8
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
K9
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
K10
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
Jumlah
|
|
|
|
|
|
Sumber : laporan sementara
Tabel 2.4 Berat Basah (gram)
Perlakuan
|
Berat basah
|
Jumlah
|
purata
|
||
I
|
II
|
III
|
|||
K0
|
3,6
|
19,4
|
7,2
|
30,2
|
10,07
|
K1
|
5,3
|
4,7
|
6,1
|
16,1
|
5,37
|
K2
|
5,6
|
15
|
8,9
|
29,5
|
9,83
|
K3
|
4,8
|
9,2
|
9
|
23
|
7,67
|
K4
|
2,3
|
0
|
4,1
|
6,4
|
2,13
|
K5
|
1,7
|
0,8
|
1,9
|
4,4
|
1,47
|
K6
|
1,4
|
0,5
|
4,1
|
6
|
2
|
K7
|
0,7
|
0
|
1,3
|
2
|
0,67
|
K8
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
K9
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
K10
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
Jumlah
|
|
|
|
|
|
Sumber : Laporan Sementara
Tabel 2.5 Berat Kering (gram)
Perlakuan
|
Berat kering
|
Jumlah
|
Purata
|
||
I
|
II
|
III
|
|||
K0
|
1,6
|
7,8
|
2
|
11,4
|
3,8
|
K1
|
2,2
|
2,4
|
2,1
|
6,7
|
2,23
|
K2
|
2,5
|
5,9
|
3,6
|
12
|
4
|
K3
|
1,9
|
3,1
|
2, 8
|
5
|
2,5
|
K4
|
0,6
|
0
|
1,7
|
2,3
|
0,77
|
K5
|
0,4
|
0, 2
|
0,5
|
0,9
|
0,45
|
K6
|
0,3
|
0,1
|
0,9
|
1,3
|
0,43
|
K7
|
0,1
|
0
|
0,5
|
0,6
|
0,2
|
K8
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
K9
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
K10
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
Jumlah
|
|
|
|
|
|
Sumber : Lapoaran Sementara
Tabel 2.6 Hasil Tertinggi dan Terendah Masing-masing
Parameter
No
|
Parameter
|
Tertinggi
|
Terendah
|
1.
|
Tinggi tanaman
|
K0 = 0%
|
K10 = 50%
|
2.
|
Jumlah daun
|
K1 = 5%
|
K10 = 50 %
|
3.
|
Berat konsumsi
|
K2 = 10%
|
K7 = 35%
|
4.
|
Berat basah
|
K0 = 0%
|
K7 = 35%
|
5.
|
Berat kering
|
K2 =10%
|
K7 = 35%
|
Sumber : lapoaran sementara
2.
Pembahasan
Pada peraktikum
pengaruh air limbah yang tujuannya untuk
mengetahui pengaruh air limbah terhadap pertumbuhan dan hasil pada tanaman caisim,
dengan perlakuan air limbah :
a. K0 = 0%
b.
K 1= 5%
c.
K 3=15%
d.
K4=20%
e.
K 5=25%
f.
K 6=30%
g.
K 7=35%
h.
K 8=40%
i.
K 9=45%
j.
K10 = 50%
Dalam praktikum
ini limbah ciu berfungsi sebagai indikator untuk menguji tingkat pencemaran
air. Alat lain yang digunakan yaitu polibag,tanah,ladu,pupuk dan gelas yang
digunakan untuk praktikum. Pengamatan yang di lakukan meliputi tinggi tanaman, jumlah
daun, berat konsumsi, berat brangkasan basah, berat brangkasan kering.
Berdasarkan
pengamatan tinggi tanaman yang dilakukan
diperoleh data sebagai berikut : tanaman sawi yang tertinggi dengan perlakuan
air limbah K0 = 0% (tanpa limbah ciu) dan pemgamatan tinggi tanaman sawi yang terendah
dengan perlakuan air limbah K10=10%. perlakuan dengan konsentrasi yang terlalu
pekat, seperti pada perlakuan K8,K9 dan K10 mati pada minggu ke-3.
Tanaman yang
paling tinggi K0= 0% di karenakan pada
perlakuan tidak diberi air limbah ciu hanya air untuk penyiraman. Sedangkan
pada perlakuan K7 hingga K10 konsentrasi limbah sebanyak 35%-50% berpengaruh
buruk terhadap tinggi tanaman. Mengakibatkan tanaman terhambat pertumbuhanya
dan akhirnya mati, karena diduga kandungan bhioetanol dengan konsentrasi yang
tinggi selain menghambat pertumbuhan kandungan bhioetanol pada limbah ciu juga
menccemari media tanah, air dan senyawa N yang di butuhkan tanaman menjadi
kurang, yang mengakibatkan tanaman kerdil.
Pengamatan jumlah daun, jumlah daun yang
paling banyak pada K1 dengan konsentrasi air limbah sebnyak 5%,yang diduga
kandungan bhioetanol dalam limbah yang tepat dapat menmbah lebar dan jumlah
daun pada tamanan sawi. sedangkan yang palaing sedikit pada K10 dengan
konsentrasi air limbah sebanyak 50%,
yang di duga kandungan bhioetanol pada limbah dapat menghambat pertumbuhan,
serta air limbah yang mengenaai daun menyebabkan terhambatnya proses
fotosintesis.
Hasil berat
konsumsi yang tertinggi yaitu K2 dengan konsentrasi air limbah sebanyak 10%,
yang di duga dalam konsentrasi 10% dapat menyebabkan zat pertumbuhan
tanaman(ZPT) pada akar menjadi lebih efisien, sedangkan hasil berat konsumsi
yang terendah pada K7 dengan konsentrasi air limbah sebanyak 35% yang di duga
dapat menyebabkan kerusakan pada jaringan akar tanaman.
Berat basah yang
tertinggi pada K0 dengan konsentrasi sebanyak 0% (tanpa limbah ciu) yang diduga
kandungan bhioetanol pada limbah hanya dapat terserap oleh tanaman sampai ke
akar, sedangkan yang terendah pada K7 dengan konsentrasi air limbah sebanyak
35% yang di duga kandungan biotanol yang terlalu pekat menghambat penyerapan
hara tanah.
Berat kering yang paling tinggi yaitu K2 = 10% yang
di duga kandungan biotanol dengan konsentrasi yang rendah, tidak merusak
tanaman sehingga kandungan biotanol terakumulasi di daun. Sedangkan yang paling
rendah K7 dengan konsentrasi 35% yang diduga kandungan bhioetanol mencemarai
unsur hara yang di butuhkan oleh tanaman sehingga tanaman kekurangan unsur hara
yang menyebabkan pertumbuhan akar, daun dan tumbuh tanaman kurang baik.
F.
Kesimpulan
dan Saran
1.
Kesimpulan
Dari hasil
praktikum pengaruh air limbah ciu terhadap pertumbuhan tanaman sawi dapat disimpulkan
:
a. Tanaman
yang tertinggi yaitu pada konsentrasi 0% (tanpa limbah ciu)
b. Jumlah
daun yang paling banyak pada konsentrasi air limbah 5%
c. Hasil
berat konsumsi yang paling banyak pada konsentrasi air limbah 10%
d. Hasil
brangkasan basah yang paling tinggi pada konsentrasi air limbah 0%
e. Hasil
brangkasan kering yang paling tinggi pada konsentrasi air limbah 10%
f. Pada
konsentrasi 30% sampai 50% air limbah ciu berpengaruh negatif terhadap
pertumbuhan tanaman sawi.
g. Pada konsentrasi air limbah 5% dan 10%
berpengaruh positif terhadap pertumbuhan tanaman sawi.
h. Tanaman
sawi masih toleran terhadap Konsentrasi air limbah 15-25% untuk parameter
pertumbuhan jmlh daun
2.
Saran
a.
Hendaknya pada praktikum pengaruh air
limbah ciu semua alat-alat disediakan dari kampus.
b.
Alat untuk konsentrasi limbah ciu hendaknya mencukupi bagi semua kelompok yang
melakukan praktikum limbah ciu tersedia pada setiap kelompok agar tidak saling
berebut.
III.
EKOSISTEM
A.
Tujuan
Untuk
mengetahui komponen-komponen penyusun ekosistem dan fungsinya serta hubungan
antar komponen-komponen tersebut
B.
Tinjauan Pustaka
Ekosistem adalah
suatu sistem ekologi yang terbentuk oleh hubungan timbal balik antara makhluk
hidup dengan lingkungannya. Ekosistem bisa dikatakan juga suatu tatanan
kesatuan secara utuh dan menyeluruh antara segenap unsur lingkungan hidup yang
saling mempengaruhi. Ilmu yang mempelajari ekosistem disebut ekologi. Ekologi
berasal dari dua kata dalam bahasa Yunani, yaitu oikos dan logos. Oikos artinya
rumah atau tempat tinggal, dan logos artinya ilmu. Istilah ekologi pertama kali
dikemukakan oleh Ernst Haeckel (1834-1914). Ekologi merupakan cabang ilmu yang
masih relatif baru, yang baru muncul pada tahun 70-an. Akan tetapi, ekologi
mempunyai pengaruh yang besar terhadap cabang biologinya. Ekologi mempelajari
bagaimana makhluk hidup dapat mempertahankan kehidupannya dengan mengadakan
hubungan antar makhluk hidup dan dengan benda tak hidup di dalam tempat
hidupnya atau lingkungannya.
Ekologi adalah kajian
ilmiah mengenai interaksi antara organisme dan lingkungannya. Sebagai suatu
bidang kajian ilmiah, ekologi menggabungkan pendekatan hipotesis-deduktif, yang
menggunakan pengamatan dan eksperimen untuk menguji penjelasan hipotesis dari
fenomena-fenomena ekologis. Lingkungan meliputi komponen abiotik (faktor-faktor
kimiawi dan fisik tak hidup) seperti suhu, cahaya, air, dan nutrient. Yang juga
penting pengaruhnya pada organisme adalah komponen biotik (hidup), semua
organisme lain yang merupakan bagian dari lingkungan suatu individu (Campbell,
2004).
Dilihat dari susunan
dan fungsinya, suatu ekosistem tersusun atas komponen autotrof, heterotrof,
abiotik, dan dekomposer (pengurai). Autotrof adalah organisme yang mampu
menyediakan/mensintesis makanan sendiri yang berupa bahan organik dari bahan
anorganik dengan bantuan energi seperti matahari dan kimia. Komponen autotrof
berfungsi sebagai produsen, contohnya tumbuh-tumbuhan hijau. Heterotrof
merupakan organisme yang memanfaatkan bahan-bahan organik sebagai makanannya
dan bahan tersebut disediakan oleh organisme lain. Yang tergolong heterotrof
adalah manusia, hewan, jamur, dan mikroba. Abiotik atau bahan tak hidup yaitu
komponen fisik dan kimia yang terdiri dari tanah, air, udara, sinar matahari.
Bahan tak hidup merupakan medium atau substrat tempat berlangsungnya kehidupan,
atau lingkungan tempat hidup. Pengurai adalah organisme heterotrof yang
menguraikan bahan organik yang berasal dari organisme mati (bahan organik
kompleks). Organisme pengurai menyerap sebagian hasil penguraian tersebut dan
melepaskan bahan-bahan yang sederhana yang dapat digunakan kembali oleh
produsen. Termasuk pengurai ini adalah bakteri dan jamur (Anonim, 2009).
Ekosistem darat
dibagi menjadi beberapa bioma, yaitu bioma gurun, bioma padang rumput, bioma
hutan tropis, bioma hutan gugur, bioma taiga, bioma tundra, dan bioma sahaba.
Ekosistem air dapat dibedakan menjadi 2, yaitu ekosistem air tawar dan
ekosistem air laut. Berdasarkan cara hidupnya, organism di air dapat dibedakan
menjadi, plankton, nekton, neuston, perifiton, dan bentos. Plankton, terdiri
dari fitoplankton dan zooplankton, pergerakan plankton mengikuti gerak aliran
air. Nekton, merupakan organism yang aktif berenang dalam air, contohnya ikan.
Neuston adalah organism yang mengapung, berenang di permukaan air, atau berada
pada permukaan air, contohnya serangga air. Perifiton adalah tumbuhan atau
hewan yang melekat pada tumbuhan paku atau benda lain, contohnya keong. Bentos,
yakni tumbuhan atau hewan yang hidup di dasar atau hidup pada endapan. Bentos
dapat melekat (sesil) atau bergerak bebas, contohnya adalah cacing dan remis
(Omori, 1967).
C.
Bahan dan Alat
1. Satu satuan unit ekosistem, dalam praktikum ini
menggunakan unit ekosistem darat yaitu TPA (tempat pembuangan akhir) Putri
Cempo.
2. Cangkul, plastik sampah, timbangan, alat tulis.
D.
Cara Kerja
1. Membuat petak penelitian berukuran 1 x 1 x 0,2 meter
pada unit ekosistem tersebut.
2. Mengidentifikasi dan mencatat komponen-komponen
penyusun unit ekosistem tersebut.
3. Menimbang komponen-komponen abiotik.
E.
Hasil dan Pembahasan
1. Hasil pengamatan
a. Nama lokasi : Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Putri Cempo yang terletak
di desa Jatirejo RT 06 RW 11, Kelurahan Mojosongo, Kecamatan Jebres, Surakarta.
b.
Jenis
unit ekosistem: Ekosistem tempat sampah
c.
Luas unit ekosistem: 1 X 1 X 0,2 meter
d.
Waktu pengamatan : Rabu, 28 November 2012
e.
Tinggi tempat : 75 – 195 mpdl
Tabel 3.1: Komponen
abiotik
Komponen Abiotik
|
Berat
|
||
Sample (kg)
|
Total (kg)
|
Prosentase(%)
|
|
Plastik
|
7
|
42,3
|
16,5
|
Sersah
|
2,3
|
42,3
|
5,4
|
Beling
|
1,5
|
42,3
|
3,5
|
Batu
|
4,2
|
42,3
|
9,9
|
Karet
|
0,5
|
42,3
|
1,2
|
Kertas
|
0,5
|
42,3
|
1,2
|
Bahan Terlapuk
|
24,5
|
42,3
|
57,9
|
Kain
|
1
|
42,3
|
2,4
|
Gabus
|
0,8
|
42,3
|
1,9
|
Sumber
: laporan sementara
Tabel 3.2. Komponen biotik
Komponen
Biotik
|
|||
Produsen
|
Konsumen
1
|
Konsumen
2
|
Dekomposer
|
Pohon Jati
|
Sapi
|
Lalat
|
Belatung
|
Pohon Pisang
|
Kambing
|
Capung
|
Cacing
|
|
Ayam
|
Semut
|
Gendon
|
|
Kupu-kupu
|
|
|
Sumber
: laporan sementara
2. Pembahasan
Komponen
pembentuk dari ekosistem darat berupa ekosistem lengkap, dimana antara komponen
abiotik dan biotiknya saling berhubungan. Sistem energinya berupa ekosistem
terbuka, artinya terjadi interaksi langsung dengan bagian ekosistem lainnya di
alam.
Berdasarkan hasil
pengamatan, komponen abiotik (pada petak sample) yang paling berat adalah bahan
terlapuk sebesar 24,5 kg dan komponen abiotik terendah adalah kertas dan karet masing-masing sebesar 0,5
kg. Hal ini diduga sampah-sampah yang
ada didaerah tersebut sudah cukup lama sehingga banyak bahan-bahan yang terlapuk.
Sedangkan kertas dan karet banyak di ambil pemulung sehingga keberadaannya
disana sedikit.
Selain komponen abiotik, terdapat pula komponen biotik yang menyusun
ekosistem TPA tersebut. Komponen biotik tersebut antara lain pohon jati dan
pohon pisang (produsen), Sapi, kambing, ayam dan kupu-kupu (konsumen I), lalat
dan capung, semut (konsumen II), belatung, gendon dan cacing (dekomposer).
Masing-masing komponen biotik tersebut membentuk suatu hubungan dan saling
berpengaruh satu dengan yang lainnya. Salah satu bentuk hubungan tersebut
adalah terbentuknya rantai makanan. Berikut rantai makanan dari
komponen-komponen ekosistem daratan: Tumbuhan, tanaman dan rerumputan→
Serangga→ Predator→ Bakteri.
Berikut daur energi yang berlangsung,Matahari→Tumbuhan, tanaman dan
rerumputan→Serangga→Predator.
Skema interdependensi antara kompnen abiotik dan biotiknya pada ekosistem
daratan adalah sebagai berikut :
Matahari Awan (hujan)→Tumbuhan Tanah Air (genangan)→Konsumen→Pengurai
Keberadaan TPA Putri Cempo memberikan dampak baik dampak negatif maupun
positif. Keadaan TPA putri cempo sangat menghawatirkan dikarenakan gundukan
sampah yang ada disana sangat banyak berdampak negatif baik bagi lingkungan
maupun masyarakat yang tinggal disekitar TPA. Gundukan sampah tersebut
mengakibatkan bau, pencemaran lingkungan dan akses jalan ke TPA tersebut
dijadikan tempat sampah.Hal tersebut jelas mengganggu pemandangan dan kesehatan
masyarakat sekitar. Namun selain dampak negatif tersebut, keberadaan TPA Putri
Cempo berdampak positif bagi para pemulung dan penadah barang bekas. Hal ini
dikarenakan sampah-sampah yang memiliki daya jual bisa didaur ulang sehingga
dapat menambah penghasilan masyarakat diarea Putri Cempo.
F.
Kesimpulan dan Saran
1.
Kesimpulan
Kesimpulan dari hasil pengamatan yang
dilakukan di TPA Putri Cempo antara lain:
a.
Penyusun ekositem terdiri dari dua
komponen yaitu komponen abiotik dan komponen biotik
b.
Komponen abiotik terbanyak adalah bahan
terlapuk sebesar 24,5 kg (57,9%) sedangkan terendah
adalah kertas dan karet masing-masing sebesar 0,5 kg (1,2%).
c.
Komponen biotik yang terdapat di TPA
Putri Cempo antara lain pohon jati dan pohon pisang (produsen), sapi, kambing,
ayam dan kupu-kupu (konsumen I), lalat , semut dan capung (konsumen II),
belatung, gendon dan cacing
(dekomposer).
d. Keberadaan
TPA Putri Cempo berdampak negatif karena dapat menyebabkan pencemaran
lingkungan, bau, dan akses jalan ke TPA tersebut dijadikan tempat sampah serta
dapat mengganggu kesehatan masyarakat sekitar TPA.
e.
Dampak positif dari TPA Putri Cempo adalah dapat
menambah penghasilan para pemulung dan penadah barang bekas disekitar TPA.
2. Saran
a.
Kesadaran masyarakat tentang
lingkungan perlu ditingkatkan.
b.
UU tentang
persampahan perlu digalakkan tentang kebersihan kota.
IV. POPULASI PRNDUDUK
A. Tujuan
Untuk mengetahui dinamika populasi penduduk suatu
desa.
B. Tinjauan
Pustaka
Pertumbuhan
penduduk adalah perubahan populasi sewaktu-waktu, dan dapat dihitung sebagai
perubahan dalam jumlah individu dalam sebuah populasi menggunakan “per waktu
unit” untuk pengukuran. Sebutan pertumbuhan penduduk merujuk pada semua
spesies, tapi selalu mengarah pada manusia, dan sering digunakan secara
informal untuk sebutan demografi nilai pertumbuhan penduduk, dan digunakan
untuk merujuk pada pertumbuhan penduduk dunia. (menurut Wikipedia)
Pertumbuhan
penduduk merupakan salah satu faktor yang penting dalam masalah sosial ekonomi
umumnya dan masalah penduduk pada khususnya. Karena di samping berpengaruh
terhadap jumlah dan komposisi penduduk juga akan berpengaruh terhadap kondisi
sosial ekonomi suatu daerah atau negara maupun dunia. (menurut MKDU ISD)
Pertumbuhan penduduk adalah perubahan jumlah penduduk baik pertambahan maupun penurunannya. (menurut modul online)
Pertumbuhan penduduk adalah perubahan jumlah penduduk baik pertambahan maupun penurunannya. (menurut modul online)
Angka
pertumbuhan penduduk adalah tingkat pertambahan penduduk suatu wilayah atau
negara dalam suatu jangka waktu tertentu, dinyatakan dalam persentase.
Nilai pertumbuhan penduduk (NPP) adalah nilai kecil dimana jumlah individu dalam sebuah populasi meningkat. 3 Faktor pertambahan dan penurunan penduduk pada dasarnya dipengaruhi oleh faktor – faktor demografi sebagai berikut :
Nilai pertumbuhan penduduk (NPP) adalah nilai kecil dimana jumlah individu dalam sebuah populasi meningkat. 3 Faktor pertambahan dan penurunan penduduk pada dasarnya dipengaruhi oleh faktor – faktor demografi sebagai berikut :
1. Kematian (Mortalitas)
2. Kelahiran(Natalitas)
3.Migrasi (Mobilitas)
Kelahiran
dan kematian dinamakan faktor alami, sedangkan perpindahan penduduk dinamakan
faktor non alami. Di dalam pengukuran demografi ketiga faktor tersebut diukur
dengan tingkat/rate. Tingkat/rate adalah ukuran frekuensi suatu penyakit atau
peristiwa/kejadian tertentu yang terjadi pada suatu populasi selama periode
waktu tertentu, dibandingkan dengan jumlah penduduk yang menanggung resiko
tersebut.
1.
Kematian (Moralitas)
Kematian adalah hilangnya
tanda-tanda kehidupan manusia secara permanen. Kematian bersifat mengurangi
jumlah penduduk dan untuk menghitung besarnya angka kematian caranya hampir
sama dengan perhitungan angka kelahiran. Banyaknya kematian sangat dipengaruhi
oleh faktor pendukung kematian (pro mortalitas) dan faktor penghambat
kematian(antimortalitas).
2.Kelahiran
(Natalitas)
Kelahiran bersifat menambah jumlah
penduduk. Ada beberapa faktor yang menghambat kelahiran (anti natalitas) dan
yang mendukung kelahiran.(pronatalitas)
3. Migrasi
(Mobilitas)
Migrasi penduduk adalah perpindahan
penduduk dari tempat yang satu ke tempat lain. Dalam mobilitas penduduk
terdapat migrasi internasional yang merupakan perpindahan penduduk yang
melewati batas suatu negara ke negara lain dan juga migrasi internal yang
merupakan perpindahan penduduk yang berkutat pada sekitar wilayah satu negara
saja.
C. Bahan
dan Alat
Bahan yang digunakan adalah data
Demografi Desa Lebak Kecamatan Pracimantoro Kabupaten Wonogiri dan alat yang
digunakan adalah alat tulis.
D. Cara
Kerja
1. Mendatangi
kantor kepala desa
2. Mencatat
data penduduk selama 5 tahun terakhir
3. Melakukan
pencatatan dan menghitung jumlah penduduk keseluruhan.
4. Mencatat
dan menghitung jumlah penduduk laki-laki.
5. Mencatat
dan menghitung jumlah penduduk wanita.
6. Mencatat
dan menghitung jumlah angka kelahiran dan kematian.
7. Mencatat
dan menghitung jumlah migran keluar
masuk.
E. Hasil
dan Pembahasan
1. Hasil
Pengamatan
Dari hasil wawancara dan menyalin data
kependudukan di kantor kepala desa Lebak Kecamatan Pracimantoro Kab.Wonogiri.
Diperoleh data demografi penduduk mulai dari tahun 2008 sampai 2012 sebagai
berikut:
Tabel 4.1. Data
demografi desa Lebak Kecamatan Pracimantoro Kab. Wonogiri
Tahun
|
Jumlah
Penduduk Laki-laki
|
Jumlah
Penduduk perempuan
|
Jumlah
Penduduk Total
|
Jumlah
Kelahiran
|
Jumlah
Kematian
|
Jumlah
Imigrasi
|
Jumlah
Emigrasi
|
2008
|
1475
|
1482
|
2957
|
11
|
8
|
5
|
10
|
2009
|
1474
|
1482
|
2956
|
15
|
9
|
6
|
13
|
2010
|
1511
|
1511
|
3022
|
29
|
5
|
46
|
4
|
2011
|
1524
|
1529
|
3053
|
19
|
11
|
24
|
4
|
2012
|
1522
|
1527
|
3049
|
9
|
7
|
4
|
10
|
Sumber: Data monografi
desa
Tabel
4.2. Jumlah penduduk desa Lebak Kecamatan Pracimantoro Kab. Wonogiri berdasarkan klasifikasi umur Tahun 2008
No
|
Umur
|
Laki-laki
|
Perempuan
|
Jumlah
|
1
|
0 – 4
|
244
|
285
|
529
|
2
|
5 – 9
|
98
|
99
|
197
|
3
|
10 - 14
|
91
|
84
|
175
|
4
|
15 - 19
|
96
|
92
|
188
|
5
|
20 - 24
|
109
|
102
|
211
|
6
|
25 - 29
|
198
|
189
|
387
|
7
|
30 – 39
|
272
|
243
|
515
|
8
|
40 - 49
|
191
|
177
|
368
|
9
|
50 - 59
|
102
|
101
|
203
|
10
|
60 Ke atas
|
74
|
110
|
184
|
|
Jumlah
|
1475
|
1482
|
2957
|
Tabel
4.3. Jumlah penduduk desa Lebak Kecamatan Pracimantoro Kab. Wonogiri berdasarkan klasifikasi umur Tahun 2009
No
|
Umur
|
Laki-laki
|
Perempuan
|
Jumlah
|
1
|
0 – 4
|
247
|
288
|
535
|
2
|
5 – 9
|
98
|
99
|
197
|
3
|
10 - 14
|
91
|
84
|
175
|
4
|
15 - 19
|
96
|
92
|
188
|
5
|
20 - 24
|
109
|
102
|
211
|
6
|
25 - 29
|
198
|
188
|
386
|
7
|
30 – 39
|
272
|
243
|
387
|
8
|
40 - 49
|
191
|
176
|
367
|
9
|
50 - 59
|
100
|
100
|
200
|
10
|
60 Ke atas
|
72
|
109
|
181
|
|
Jumlah
|
1474
|
1482
|
2956
|
Tabel
4.4. Jumlah penduduk desa Lebak Kecamatan Pracimantoro Kab. Wonogiri berdasarkan klasifikasi umur Tahun 2010
No
|
Umur
|
Laki-laki
|
Perempuan
|
Juml256ah
|
1
|
0 – 4
|
256
|
293
|
549
|
2
|
5 – 9
|
2102
|
101
|
203
|
3
|
10 - 14
|
96
|
88
|
184
|
4
|
15 - 19
|
99
|
94
|
193
|
5
|
20 - 24
|
116
|
108
|
224
|
6
|
25 - 29
|
197
|
190
|
386
|
7
|
30 – 39
|
276
|
245
|
394
|
8
|
40 - 49
|
193
|
180
|
373
|
9
|
50 - 59
|
104
|
104
|
208
|
10
|
60 Ke atas
|
72
|
107
|
179
|
|
Jumlah
|
1511
|
1511
|
3022
|
Tabel
4.5. Jumlah penduduk desa Lebak Kecamatan Pracimantoro Kab. Wonogiri berdasarkan klasifikasi umur Tahun 2011
No
|
Umur
|
Laki-laki
|
Perempuan
|
Jumlah
|
1
|
0 – 4
|
91
|
96
|
181
|
2
|
5 – 9
|
92
|
74
|
166
|
3
|
10 - 14
|
95
|
118
|
213
|
4
|
15 - 19
|
125
|
98
|
223
|
5
|
20 - 24
|
130
|
99
|
229
|
6
|
25 - 29
|
98
|
104
|
203
|
7
|
30 – 39
|
233
|
231
|
464
|
8
|
40 - 49
|
251
|
252
|
503
|
9
|
50 - 59
|
163
|
151
|
314
|
10
|
60 Ke atas
|
246
|
312
|
558
|
|
Jumlah
|
1534
|
1529
|
3053
|
Tabel
4.6. Jumlah penduduk desa Lebak Kecamatan Pracimantoro Kab. Wonogiri berdasarkan klasifikasi umur Tahun 2012
No
|
Umur
|
Laki-laki
|
Perempuan
|
Jumlah
|
1
|
0 – 4
|
81
|
79
|
160
|
2
|
5 – 9
|
89
|
75
|
164
|
3
|
10 - 14
|
101
|
115
|
216
|
4
|
15 - 19
|
125
|
100
|
225
|
5
|
20 - 24
|
129
|
97
|
226
|
6
|
25 - 29
|
91
|
104
|
195
|
7
|
30 – 39
|
238
|
233
|
471
|
8
|
40 - 49
|
254
|
252
|
506
|
9
|
50 - 59
|
163
|
152
|
315
|
10
|
60 Ke atas
|
251
|
320
|
571
|
|
Jumlah
|
1522
|
1527
|
3049
|
Dari data tersebut kemudian dihitung angka
kelahiran, angka kematian, angka pertumbuhan migrasi, rata-rata pertumbuhan
penduduk laki-laki dan perempuan, rata-rata pertumbuhan penduduk total,
proyeksi penduduk tahun 2013 serta menggambar piramida penduduk.
a. Perhitungan
jumlah kelahiran 2008 - 2012
Ø Angka
kelahiran tahun 2008
B
= Jumlah lahir
P
= Jumlah penduduk
Angka kelarihan
2008x 1000
= 3 , 7 (rendah)
Artinya
, kelahiran ada 4 orang setiap 1000 orang / tahun
Ø Angka
kelarihan 2009
B
= Jumlah lahir
P
= Jumlah penduduk
Angka
kelarihan 2009x 1000
= 5 , 1 (rendah)
Artinya
, kelahiran ada 5 orang setiap 1000 orang / tahun
Ø Angka
kelarihan 2010
B
= Jumlah lahir
P
= Jumlah penduduk
x 1000
=
9,6
Artinya
, kelahiran ada 10 orang setiap 1000 orang / tahun
Ø Angka
kelarihan 2011
B
= Jumlah lahir
P
= Jumlah penduduk
Angka
kelarihan 2011 x 1000
= 6,2
Artinya
, kelahiran ada 6 orang setiap 1000 orang / tahun
Ø Angka
kelarihan 2012
B
= Jumlah lahir
P
= Jumlah penduduk
Angka
kelarihan 2012 x 1000
= 2,9
Artinya
, kelahiran ada 3 orang setiap 1000 orang / tahun
b. Perhitungan
Jumlah kematian 2008 - 2012
Ø Angka
kematian 2008
X K
D
= Jumlah mati
P
= Jumlah penduduk
X 1000
= 2,7
Artinya
, kematian ada 3 orang setiap 1000 orang / tahun
Ø Angka
kematian 2009
X K
D
= Jumlah mati
P
= Jumlah penduduk
X 1000
= 3,04
Artinya
, kematian ada 3 orang setiap 1000 orang / tahun
Ø Angka
kematian 2010
X K
D
= Jumlah mati
P
= Jumlah penduduk
X 1000
= 1,6
Artinya
, kematian ada 2 orang setiap 1000 orang / tahun
Ø Angka
kematian 2011
X K
D
= Jumlah mati
P
= Jumlah penduduk
X 1000
= 3,55
Artinya
, kematian ada 4 orang setiap 1000 orang / tahun
Ø Angka
kematian 2012
X K
D
= Jumlah mati
P
= Jumlah penduduk
X 1000
= 2,3
Artinya
, kematian ada 2-3 orang setiap 1000 orang / tahun
c. Perhitungan
Jumlah Imigrasi 2008 - 2012
Ø Angka
imigrasi 2008
Mi = X 1000
= x 1000
= 1,6
Artinya , terdapat 1-2
atau 2 orang imigrasi dari setiap 1000 orang / tahun
Ø Angka
imigrasi 2009
Mi = X 1000
= x 1000
= 2,03
Artinya , terdapat 2
orang imigrasi dari setiap 1000 orang / tahun
Ø Angka
imigrasi 2010
Mi = X 1000
= x 1000
= 15,22
Artinya , terdapat 15
orang imigrasi dari setiap 1000 orang / tahun
Ø Angka
imigrasi 2011
Mi = X 1000
= x 1000
= 7,9
Artinya , terdapat 8
orang imigrasi dari setiap 1000 orang / tahun
Ø Angka
imigrasi 2012
Mi = X 1000
= x 1000
= 1,3
Artinya , terdapat 1-2
orang imigrasi dari setiap 1000 orang / tahun
d. Perhitungan
jumlah Emigrasi 2008 – 2012
Ø Angka
emigrasi tahun 2008
Mo X K
= X 1000
= 3,3
Artinya , terdapat 3-4
orang emigrasi dari setiap 1000 orang / tahun
Ø Angka
emigrasi 2009
Mo X K
= X 1000
= 4,4
Artinya , terdapat 4
orang emigrasi dari setiap 1000 orang / tahun
Ø Angka
emigrasi 2010
Mo X K
= X 1000
= 1,3
Artinya , terdapat 1-2
orang emigrasi dari setiap 1000 orang / tahun
Ø Angka emigrasi 2011
Mo X K
= X 1000
= 1,3
Artinya , terdapat 1-2
orang emigrasi dari setiap 1000 orang / tahun
Ø Angka
emigrasi 2012
Mo X K
= X 1000
= 3,3
Artinya , terdapat 3-4
orang emigrasi dari setiap 1000 orang / tahun
e. Perhitungan
Pertumbuhan penduduk laki-laki tahun 2008 – 2012
PT (laki-laki) = PA +
PM
Ø Perthitungan
pertumbuhan penduduk laki-laki tahun 2008
PA= 0,002 PM= -0,001
PT (laki-laki) = PA +
PM
= -0,001
Ø Perthitungan
pertumbuhan penduduk laki-laki tahun 2009
= 0,004 PM= 0,002
PT = PA + PM
= 0,006
Ø Perthitungan
pertumbuhan penduduk laki-laki tahun 2010
PA = 0,016 PM=
0,027
PT = PA + PM
= 0,043
Ø Perthitungan petumbuhan penduduk laki-laki tahun 2011
PA = 0,005 PM= 0,013
PT = PA + PM
= 0,018
Ø Perthitungan
pertumbuhan penduduk laki-laki tahun 2012
PA = 0,001 PM= -0,003
PT (laki-laki) = PA + PM
= -0,002
f.
Perhitungan pertumbuhan jumlah penduduk
perempuan tahun 2008-2012
PT(perempuan) = PA + PM
Ø Perhitungan
pertumbuhan jumlah penduduk perempuan tahun 2008
PA = 0,002 PM= -0,003
PT= PA + PM
= -0,001
Ø Perhitungan
pertumbuhan jumlah penduduk perempuan tahun 2009
PA= 6 PM= -0,002
PT = PA + PM
= -0,006
Ø Perhitungan
pertumbuhan jumlah penduduk perempuan tahun 2010
PA = 0,009 PM= 0,027
PT = PA + PM
= 0,036
Ø Perhitungan
pertumbuhan jumlah penduduk perempuan tahun 2011
PA = 0,005 PM= 0,013
PT = PA + PM
= 0,018
Ø Perhitungan
pertumbuhan jumlah penduduk perempuan tahun 2012
PA = 0,001\ PM= -0,003
PT = PA + PM
= -0,002
g. Perhitungan
pertumbuhan penduduk total dari tahun 2008 – 2012
PT= PA + PM
Ø Perhitungan
pertumbuhan jumlah penduduk tahun 2008
PA= 0,001
PM= - 0,002
PT=PA+PM
= -0,001
Ø Perhitungan
pertumbuhan jumlah penduduk perempuan tahun 2009
= 0,002 = -0,002
PT= PA + PM
= 0,000
Ø Perhitungan
pertumbuhan jumlah penduduk perempuan tahun 2010
= 0,008 = 0,014
PT = PA + PM
= 0,022
Ø Perhitungan pertumbuhan jumlah penduduk perempuan
tahun 2011
= 0,003 0,007
PT = PA + PM
= 0,003 + 0,007
= 0,009
Perhitungan pertumbuhan
jumlah penduduk perempuan tahun 2012
= 0,001
= -0,002
PT = PA + PM
= 0,001 - 0,002
= -0,001
h. Perhitungan
rata-rata pertumbuhan penduduk tahun 2008 – 2012
= 0,031%
Perkiraan rata-rata
pertumbuhan penduduk dari tahun 2008 - 2012 sebesar 3,1% Jiwa.
i.
Perhitungan proyeksi penduduk tahun 2013
PT = Jumlah penduduk
(2008) . (1 + PAS )5
= 2957 (1+0,031)4
= 2957 . 1,031
= 3341
Perkiraan jumlah penduduk tahun 2013 sekitar 3341 Jiwa.
j.
Gambar Piramida Panduduk pada tahun 2008
- 2012
Gambar
1 Piramida penduduk 2008
Gambar
2 Piramida penduduk 2009
Gambar
3 Piramida penduduk 20010
Gambar
4 Piramida penduduk 2011
Gambar
5 Piramida penduduk 2012
2. Pembahasan
Dari
hasil praktikum populasi penduduk dengan mencatat data Demografi kelurahan Desa
lebak Kecamatan Pracimantoro kabupaten wonogiri selama lima tahun dengan
menghitung :
a. Hitung
angka kelahiran pertahun
b. Hitung
angka kematian pertahun
c. Hitung
Imigrasi masuk
d. Hitung
Emigrasi keluar
e. Hitung
pertumbuhan penduduk laki-laki
f. Hitung
pertumbuhan penduduk perempuan
g. Hitung
pertumbuhan total
h. Hitung
rata-rata pertumbuhan penduduk tiap tahun
i.
Hitung proyeksi penduduk tahun
selanjutnya
j.
Gambar piramida penduduk untuk setiap
tahun selanjutnya
Hasil perhitungan Angka kematian mengunakan rumus Crude Death Rate (CDR)
jumlah kematian pada tahun 2008 ada 3, jumlah kematian pada tahun 2009 ada 3,
jumlah kematian pada tahun 2010 ada2, jumlah kematian pada tahun 2011 ada
4, jumlah kematian pada tahun 2012 ada 3
setiap seribu orang /tahun pertahun.
Angka rata-rata kematian tiap tahun
tergolong rendah, di karenakan adanya faktor :
a. Fasilitas
kesehatan yang memedahi di desa dan adanya surat jamkesmas dan askes yang memudahkan masyarakat berobat.
b. Kemajuan
pendidikan dan kesadaran masyarakat terhadap kesehatan
c. Larangan
agama membunuh orang
d. Lingkungan bersih dan teratur yang tidak menyebabkan
adanya penyakit.
Hasil perhitungan angka kelahiran
menggunakan rumus rata-rata kelahiran paertahun Crude Brith Rate (CBR) jumlah
kelahiran pada tahun 2008 ada 4,
kelahiran pada 2009 ada 5, kelahiran
pada tahun 2010 ada 10, kelahiran pada tahun 2011 ada 6, kelahiran pada tahun 2012 ada 3 orang. Angka rata-rata kelahiran tiap tahun di golongkan
rendah, di karenakan faktor progam KB dan usia lanjut yang belum menikah
serta peraturan Negara yang membatasi umur pernikahan.
Hasil perhitungan angka imigrasi pada tahun 2008 ada 1,6 pada tahun 2009 ada 2,03 pada tahun 2010 ada 15,22 pada tahun 2011 ada 7,9 pada tahun 2012 ada 1,3. Factor-faktor yang
mempengaruhi Imigrasi :
a. Bencana
alam
b. Factor
ekonomi
c. Factor
keluarga
Hasil
perhitungan jumlah Emigrasi menggunaan rumus PAS , Jumlah emigrasi pada tahun
2008 ada 3,3 pada tahun 2009 ada 4,4 pada tahun 2010 ad 1,3 pada tahun 2011 ada
1,3 pada tahun 2012 ada 3,3. Faktor-faktor yang mempengaruhi angka Emigrasi :
a. Transmigrasi
b. Kurangnya
pekerjaan
c. Factor
ekonomi
Hasil
perhitungan partumbuhan penduduk laki-laki dan perempuan, beradasarkan
perhitungan pertumbuhan penduduk total desa Lebak tidak signifikan atau naik
turun , diketahui pertumbuhan penduduk pada tahun 2008 – 2012
yaitu tahun 2008 sebanyak -0,001
,2009 : 0, 2010 : 0,022 ,2011 : 0,009
dan 2012 : -0,001.
Secara
spesifik pertumbuhan penduduk di desa Lebak terjadi penurunan dan peningkatan yang
fluktuatif pada tiap tahunnya, tetapi penurunan dan peningkatan pertumbuhan
penduduk tidak begitu ekstrem. Pada tahun 2008 terjadi penurunan pertumbuhan
sebesar 0,001%, kemudian ditahun berikutnya (2010) pertumbuhan penduduk tidak
mengalami perkembangan, sedangkan pada tahun 2010 dan 2011 terjadi peningkatan
0,022% kemudian 0,009%, lalu turun lagi pada tahun 2012 sebesar 0,001%. Rata-rata
pertumbuhan penduduk desa Lebak dari tahun 2008-2012 mengalami peningkatan
sebanyak sebanyak 0,031%.
Dari
rata-rata pertumbuhan penduduk sebesar 0,031%, maka dapat diperkirakan jumlah
penduduk tahun 2013 adalah
3341 jiwa.
Piramida
penduduk di desa lebak pada tahun 2008 tertinggi pada umur 0 – 4 dan terendah
pada umur 10 – 14, di karenakan jumlah usia produktif banyak. Tahun 2009 tertinggi pada umur 0 – 4 dan
terendah pada umur 10 – 14, di karenakan jumlah usia produktif banyak. Tahun
2010 tertinggi umur 0 – 4 dan terendah pada umur 10 – 14, di karenakan jumlah
usia produktif banyak. Tahun 2011 tertinggi pada umur 60 > keatas dan
terendah pada umur 5 – 9, di karenakan jumlah emigrasi meningkat. Tahun 2012
tertinggi pada umur 60 > keatas dan terendah pada umur 0 – 4, di karenakan
jumlah emigrasi meningkat.
F. Kesimpulan Dan Saran
A. Kesimpulan
Berdasarkan
hasil analisa dari data-data yang ada, maka dapat disimpulkan bahwa :
1. Dari
tahun 2008 - 2012 terjadi peningkatan dan penurunan jumlah penduduk di desa
Lebak Kecamatan Pracimantoro Kab. Wonogiri
2. Laju
pertumbuhan jumlah penduduk desa Lebak
masuk dalam golongan rendah
3. Laju
pertumbuhan penduduk pria dan wanita di desa Lebak laju pertumbuhannya sedang.
4. Tingkat
kematian di desa Lebak tergolong rendah
5. Tingkat
kelahiran di desa Lebak rata-rata tergolong rendah
6. diperkirakan
pada tahun 2013 jumlah penduduk di desa Lebak mencapai 3341 jiwa.
B. Saran
Laju
pertumbuhan penduduk di desa Lebak cenderung stabil, kondisi seperti ini hendaknya dapat dipertahankan
karena mempermudah dalam pengaturan baik ekonomi
maupun social.
DAFTAR
PUSTAKA
---------.
2009b Ekosistem. Http://aurel-jw.tripod.com/Ekosistem.htm. diakses tanggal 9 Januari 2013.
---------.
2013e. http://repository.usu.ac.id/bitstream/1234567
89/7575/1/09E00829.pdf. diunduh tanggal 16 Januari 2013. jam 17.45
---------. 2013f. http://etd.eprints.ums.ac.id/1198/1/A420040079.pdf. diunduh
tanggal 16 Januari 2013. jam 17.30
----------.
2013g. http://suaramerdeka.com/v1/index.php/read/news/2011/12/26/105191.
diunduh tanggal 16 Januari 2013. jam
18.25
----------.
2013h. http://vionasasya.blogspot.com/2012/01/pengertian-pertumbuhan-pendudukfaktor.html
. di unduh 19 Januari 2013 pukul 19.45 WIB
Campbell,
N.A. 2004. Biologi. Erlangga. Jakarta
Omori, M.
1967. Methods in Morine Zooplankton
Ecology. Wiley Interscience. United States of America.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar