Ekosistem,
Aliran Energi dan Siklus Materi dalam Ekosistem
Ekosistem
Ekosistem
adalah hubungan interaksi yang terjadi antara makhluk hidup dengan makhluk
hidup maupun makhluk hidup dengan makhluk tidak hidup. Tingkat organisasi
ekosistem lebih tinggi dari komunitas. Pada ekosistem terjadi hubungan timbal
balik antara organisme yang hidup dan lingkungan abiotiknya, yang membentuk
suatu sistem yang dapat diketahui aliran energi dan siklus materinya.
Satuan-Satuan Makhluk Hidup Penyusun
Ekosistem
Di dalam sebuah ekosistem juga
terdapat satuan-satuan makhluk hidup yang meliputi individu, populasi,
komunitas dan biosfer.
Bagian-bagian
satuan makhluk hidup penyusun ekosistem yaitu :
1.
Individu
Istilah individu berasal dari bahasa
latin, yaitu in yang berarti tidak dan dividus yang berarti dapat di bagi. Jadi
individu adalah makhluk hidup yang berdiri sendiri yang secara fisiologis
bersifat bebas atau tidak mempunyai hubungan dengan sesamanya. Individu juga
disebut satuan makhluk hidup tunggal.
2.
Populasi
Populasi berasal dari bahasa latin,
yaitu populus yang berarti semua orang yang bertempat tinggal pada suatu
tempat. Dalam ekosistem, populasi berarti kelompok makhluk hidup yang memiliki
spesies sama [sejenis] dan menempati daerah tertentu.
3.
Komunitas
Komunitas adalah berbagai jenis
makhluk hidup yang terdapat di suatu daerah yang sama, misalnya halaman
sekolah.
4.
Biosfer
Biosfer adalah
semua ekossistem yang berada di permukaan bumi.
Susunan Ekosistem
Dilihat dari susunan dan fungsinya,
suatu ekosistem tersusun atas komponen sebagai berikut.
a.
Komponen autotrof (Auto = sendiri
dan trophikos = menyediakan makan). Autotrof adalah organisme
yang mampu menyediakan/mensintesis makanan sendiri yang berupa bahan organik
dari bahan anorganik dengan bantuan energi seperti matahari dan kimia. Komponen
autotrof berfungsi sebagai produsen, contohnya tumbuh-tumbuhan hijau.
b.
Komponen heterotrof (Heteros = berbeda, trophikos = makanan). Heterotrof
(konsumen) merupakan organisme yang memanfaatkan bahan-bahan organik sebagai
makanannya dan bahan tersebut disediakan oleh organisme lain. Yang tergolong
heterotrof adalah manusia, hewan, jamur, dan mikroba.
Berdasarkan jenis makanannya,
konsumen di kelompokkan sebagai berikut:
a.
Pemakan tumbuhan [herbivora], misalnya kambing, kerbau, kelinci dan sapi.
b.
Pemakan daging [karnivora], misalnya harimau, burung elang, dan serigala.
c.
Pemakan tmbuhan dan daging [omnivora], misalnya ayam, itik, dan orang hutan.
c.
Bahan tak hidup (abiotik) Bahan tak hidup yaitu komponen fisik dan
kimia yang terdiri dari:
· Tanah : Sifat-sifat fisik tanah yang
berperan dalam ekosistem meliputi tekstur, kematangan, dan kemampuan menahan
air.
· Air : Hal-hal penting pada air yang
mempengaruhi kehidupan makhluk hidup adalah suhu air, kadar mineral air,
salinitas, arus air, penguapan, dan kedalaman air.
· Udara : Udara merupakan lingkungan
abiotik yang berupa gas. Gas itu berbentuk atmosfer yang melingkupi makhluk
hidup. Oksigen, karbon dioksida, dan nitrogen merupakan gas yang paling penting
bagi kehidupan makhluk hidup.
· Cahaya matahari : Cahaya matahari
merupakan sumber energi utama bagi kehidupan di bumi ini. Namun demikian,
penyebaran cahaya ddi bumi belum merata. Oleh karena itu, organisme harus
menyesuaikan diri dengan lingkungan yang intensitas dan kualitas cahayanya
berbeda.
· Suhu atau temperatur : Setiap
makhluk hidup memerlukan suhu optimum untuk kegiatan metabolisme dan
perkembangbiakannya.
d.
Pengurai (dekomposer) Pengurai adalah
organisme heterotrof yang menguraikan bahan organik yang berasal dari organisme
mati (bahan organik kompleks). Organisme pengurai menyerap sebagian hasil
penguraian tersebut dan melepaskan bahan-bahan yang sederhana yang dapat
digunakan kembali oleh produsen. Termasuk pengurai ini adalah bakteri dan
jamur.
Tipe Ekosistem
1.
Akuatik : Ekosistem perairan dibagi menjadi 3 yaitu :
a) Air
Tawar : Ekosistem air tawar dibagi lagi menjadi :
· Lotik : yang berarus. contohnya
sungai, berciri-ciri : terdapat sinar matahari, banyak bebatuan, salinitas
rendah, makhluk hidup bervariasi, vegetasinya baik.
· Lentik : yang tenang atau tidak
berarus. contohnya danau, berciri-ciri : terdapat sinar matahari, tidak
terdapat batu, banyak tanaman tinggi, berada di tengah daratan.
Gambar ekosistem air tawar
b) Air
Laut : Ekosistem air laut dibagi lagi menjadi :
· Pantai pasir : terdapat formasi
vegetasi. Yaitu : pes caprae, contohnya spinifex dan
pandan. Danbarringtonia, contohnya ketapang dan sukun.
· Pantai batu : terdapat padang lamun
yaitu tumbuhan dari kelompok Alismatales yang merupakan sumber
makanan duyung.
· Terumbu karang : hanya dapat tumbuh
di iklim tropis-subtropis, memerlukan daerah perairan yang alami.
· Laut dangkal : sinar matahari masih
cukup banyak, makhluk hidup bervariasi.
· Laut dalam : sinar matahari sedikit,
bahkan tidak ada, makhluk yang hidup yang tinggal di laut dalam biasanya
memiliki tubuh yang berpendar atau memiliki alat penerangan di atas kepalanya.
c)
Estuarin: atau disebut juga ekosistem air payau. ciri dari
ekosistem ini adalah terdapat hutan mangrove, merupakan tempat ikan bertelur
(contoh: salmon), terdapat banyak crustaceae, banyak ular dan monyet di
pinggiran estuarin. estuarin dapat ditemui di jakarta, yaitu di tol
cengkareng-jakarta.
2.
Terestrial: Ekosistem daratan dibagi menjadi 7 yaitu:
1)
Hutan hujan tropis : cirinya, lembab, banyak jamur, curah hujan tinggi,
tanahnya subur, banyak tumbuhan tinggi (pohon), jenis mahluk hidup yang ada :
heterogen.
2)
Hutan musim : curah hujan tinggi, namun lebih rendah daripada hutan hujan
tropis. Contohnya : hutan pinus, hutan jati.
3)
Savana : terdapat semak-semak atau disebut juga padang rumput.
4)
Stepa : adalah padang rumput yang luas dan tidak terdapat semak-semak.
5)
Gurun : Curah hujan rendah, perbedaan suhu siang hari dan malam hari sangat
ekstrim, tumbuhan yang hidup memiliki duri dan berakar panjang serta berbatang
besar.
6)
Taiga : Hutan musim bagi negara yang bermusim 4. Ciri : beriklim dingin, jenis
makhluk hidup yang ada bersifat homogen, contohnya :
hutan pinus.
7)
Tundra : Ekosistem bersalju. Contohnya : pinus, semakin tinggi batang, cuaca
semakin dingin. dibagi menjadi 2 yaitu : artik yang bersalju
karena mendekati kutub dan alpin yang
bersalju karena ketinggian tempat.
3.
Ekosistem Buatan: ekosistem buatan, tergantung manusia yang membuatnya.
contohnya: sawah, hutan kota, taman kota, kolam ikan buatan.
Aliran Energi dalam Ekosistem
Energi dari
sinar matahari merupakan tenaga penegndali dari semua ekosistem. Tumbuhan
dengan memanfaatkan tenaga yang berasal dari sinar matahari mempunyai kemampuan
untuk menyerap dan mengumpulkan nutrisi dari tanah dan gas dari udara untuk
menghasilkan makanannya. Energi beredar dalam ekosistem dalam bentuk rantai makanan dan jaring-jaring makanandari suatu tingkat
rofik ke tingkat trofik berikutnya. Dengan cara demikianlah energi mengalir
dalam sistem alam ini. Para ahli ekologi mempunyai pandangan, secara
tradisional terhadap aliran energi dalam ekosistem ini sama dengan para ahli
ilmu lainnya, yaitu mengamati aliran energi dalam sistem fisika. Mereka secara
formal memahami bahwa energi dalam sistem dalam berbagai bentuk.
· Rantai makanan dan Jaring-Jaring makanan
Gambar Rantai Makanan
Rantai makanan merupakan proses aliran energi melalui memakan dan dimakan antarorganisme yang
berlangsung secara teratur dan membentuk suatu garis tertentu. Misal:
Rumput-Ulat-Burung Kecil-Kucing.
· Jaring-Jaring
Makanan
Jaring-jaring
makanan adalah kumpulan dari rantai makanan yang saling berhubungan dan
membentuk skema mirip jaring. Kelangsungan hidup organisme membutuhkan
energi dari bahan organik yang dimakan. Bahan organik yang mengandung energi
dan unsur-unsur kimia transfer dari satu organisme ke organisme lain
berlangsung melalui interaksi makan dan dimakan. Peristiwa makan dan dimakan
antar organisme dalam suatu ekosistem membentuk struktur trofik yang
bertingkat-tingkat.
Gambar Jaring-jaring Makanan
Setiap tingkat
trofik merupakan kumpulan berbagai organisme dengan sumber makanan tertentu.
Tingkat trofik pertama adalah kelompok organisme autotrop yang disebut
produsen. Organisme autotrof adalah
organisme yang dapat membuat bahan organik sendiri dari bahan anorganik dengan
bantuan sumber energi. Bila dapat menggunakan energi cahaya seperti
cahaya, matahari disebut fotoautotrof, contohnya tumbuhan hijau dan
fitoplankton. Apabila menggunakan bantuan energi dari reaksi-reaksi kimia
disebut kemoau totrof, misalnya, bakteri sulfur, bakteri nitrit, dan bakteri
nitrat.Tingkat tropik kedua ditempati oleh berbagai organisme yang tidak dapat
menyusun bahan organik sendiri yang disebut organisme heterotrof. Organisme
heterotrof ini hanya
menggunakan zat organik dari organisme lain sehingga disebut juga konsumen.
Pembagian konsumen adalah sebagai berikut.
a.
Konsumen Primer
Organisme pemakan produsen atau
dinamakan herbivora yang menempati tingkat trofik kedua.
b.
Konsumen Sekunder
Organisme pemakan herbivora yang
dinamakan karnivora kecil yang menempati tingkat trofik ketiga.
c.
Konsumen Tersier
Organisme pemakan konsumen sekunder
yang dinamakan karnivora besar yang menempati tingkat trofik keempat.
Proses Aliran Energi dalam Ekosistem
Aliran energi dalam ekosistem mengalami tahapan proses sebagai berikut :
1)
Energi masuk ke dalam ekosistem berupa energi matahari, tetapi tidak semuanya
dapat digunakan oleh tumbuhan dalam proses fotosintesis. Hanya sekitar
setengahnya dari rata-rata sinar matahari yang sampai pada tumbuhan diabsorpsi
oleh mekanisme fotosintesis, dan juga hanya sebagian kecil, sekitar 1-5 %, yang
diubah menjadi makanan (energi kimia). Sisanya keluar dari sistem berupa panas,
dan energi yang diubah menjadi makanan oleh tumbuhan dipakai lagi untuk proses
respirasi yang juga sebagai keluaran dari sistem.
2)
Energi yang disimpan berupa materi tumbuhan mungkin dilakukan melalui rantai
makanan dan jaring-jaring makanan melalui herbivora dan detrivora. Seperti
telah diungkapkan sebelumnya, terjadinya kehilangan sejumlah energi diantara
tingkatan trofik, maka aliran energi berkurang atau menurun ke arah tahapan
berikutnya dari rantai makanan. Biasanya herbivora menyimpan sekitar 10 %
energi yang dikandung tumbuhan, demikian pula karnivora menyimpan sekitar 10 %
energi yang dikandung mangsanya.
3)
Apabila materi tumbuhan tidak dikonsumsi, maka akan disimpan dalam sistem,
diteruskan ke pengurai, atau diekspor dari sistem sebagai materi organik.
4)
Organisme-organisme pada setiap tingkat konsumen dan juga pada setiap tingkat
pengurai memanfaatkan sebagian energi untuk pernafasannya, sehingga terlepaskan
sejumlah panas keluar dari sistem
5)
Dikarenakan ekosistem adalah suatu sistem terbuka, maka beberapa materi organik
mungkin dikeluarkan menyeberang batas dari sistem. Misalnya akibat pergerakan
sejumlah hewan ke wilayah, ekosistem lain, atau akibat aliran air sejumlah
gulma air keluar dari sistem terbawa arus.
Aliran Energi dan “Standing Crop”
Penyimpanan
energi dalam ekosistem dapat berupa materi-materi dalam tumbuhan atau hewan.
Jumlah nyata dari materi hidup yang terkandung dalam ekosistem difahami sebagai
“standing crop”. Para ahli ekologi biasanya mengkaji standing crop ini untuk
setiap tingkat trofik yang nantinya akan memberikan gambaran pola aliran energi
melalui sistem. Hasil kajian dari standing crop untuk setiap tingkatan trofik
ini bila diekspresikan dalam bentuk histogram akan menggambarkan suatu piramida
tingkat trofik atau lebih dikenal dengan piramida ekologi.
· Piramida
ekologi
Struktur trofik
dapat disusun secara urut sesuai hubungan makan dan dimakan antar trofik yang
secara umum memperlihatkan bentuk kerucut atau piramid. Gambaran susunan antar
trofik dapat disusun berdasarkan kepadatan populasi, berat kering, maupun
kemampuan menyimpan energi pada tiap trofik yang disebut piramida ekologi.
Piramida ekologi ini berfungsi untuk menunjukkan gambaran perbandingan antar
trofik pada suatu ekosistem. Pada tingkat pertama ditempati produsen sebagai
dasar dari piramida ekologi, selanjutnya konsumen primer, sekunder, tersier
sampai konsumen puncak.
Dikenal ada tiga macam piramida ekologi
antara lain piramida jumlah, piramida biomassa dan piramida energi. Gambaran
ideal suatu piramida ekologi adalah sebagai berikut.
1.
Piramida Energi
Piramida energi adalah piramida yang
menggambarkan hilangnya energi pada saat perpindahan energi makanan di setiap
tingkat trofik dalam suatu ekosistem. Pada piramida energi tidak hanya
jumlah total energi yang digunakan organisme pada setiap taraf trofik rantai
makanan tetapi juga menyangkut peranan berbagai organisme di dalam transfer
energi . Dalam penggunaan energi, makin tinggi tingkat trofiknya maka makin
efisien penggunaannya. Namun panas yang dilepaskan pada proses tranfer energi
menjadi lebih besar. Hilangnya panas pada proses respirasi juga makin meningkat
dari organisme yang taraf trofiknya rendah ke organisme yang taraf trofiknya
lebih tinggi. Sedangkan untuk produktivitasnya, makin ke puncak tingkat
trofik makin sedikit, sehingga energi yang tersimpan semakin sedikit juga.
Energi dalam piramida energi dinyatakan dalam kalori per satuan luas per satuan
waktu.
2.
Piramida Biomassa
Piramida biomassa yaitu suatu
piramida yang menggambarkan berkurangnya transfer energi pada setiap tingkat
trofik dalam suatu ekosistem. Pada piramida biomassa setiap tingkat trofik
menunjukkan berat kering dari seluruh organisme di tingkat trofik yang
dinyatakan dalam gram/m2. Umumnya bentuk piramida biomassa akan mengecil ke
arah puncak, karena perpindahan energi antara tingkat trofik tidak efisien.
Tetapi piramida biomassa dapat berbentuk terbalik.
Misalnya di lautan terbuka produsennya adalah fitoplankton mikroskopik, sedangkan konsumennya adalah makhluk mikroskopik sampai makhluk besar seperti paus biru dimana biomassa paus biru melebihi produsennya. Puncak piramida biomassa memiliki biomassa terendah yang berarti jumlah individunya sedikit, dan umumnya individu karnivora pada puncak piramida bertubuh besar.
3.
Piramida Jumlah
Yaitu suatu piramida yang
menggambarkan jumlah individu pada setiap tingkat trofik dalam suatu ekosistem.
Piramida jumlah umumnya berbentuk
menyempit ke atas. Organisme piramida jumlah mulai tingkat trofik terendah
sampai puncak adalah sama seperti piramida yang lain yaitu produsen, konsumen
primer dan konsumen sekunder, dan konsumen tertier. Artinya jumlah tumbuhan
dalam taraf trofik pertama lebih banyak dari pada hewan (konsumen primer) di
taraf trofik kedua, jumlah organisme kosumen sekunder lebih sedikit dari
konsumen primer, serta jumlah organisme konsumen tertier lebih sedikit dari
organisme konsumen sekunder.
Siklus Materi dalam Ekosistem
Keberadaan makhluk hidup di dunia ini tergantung pada aliran energi dan
siklus materi melalui ekosistem. Kedua proses tadi mempengaruhi jumlah dari
organisme-organisme, kecepatan proses metabolisme, dan kompleksitas dari
komunitas. Energi dari materi mengalir melalui ekosistem bersama-sama sebagai
materi organik, satu sama lainnya tidak bisa dipisah-pisahkan. Tetapi aliran
energi adalah satu arah, sekali dimanfaatkan oleh ekosistem akan hilang keluar
dari sistem. Sedangkan materi, dalam hal ini berupa materi, melakukan suatu
siklus. Atom dari kalsium atau karbon berkemampuan untuk mengalir melalui
makhluk hidup dan bagian non-hidup berkali-kali, atau dapat pula dipindah dari
suatu ekosistem ke ekosistem lainnya. Berdasarkan ke dua proses itulah
ekosistem berkemampuan untuk menjada fungsinya, dan merupakan karakteristika
seluruh biosfer.
Nutrisi yang diperlukan untuk menghasilkan materi organik disirkulasikan ke
seluruh ekosistem dan dapat dimanfaatkan berkali-kali. Apabila tumbuhan dan
juga hewan mati akan didekomposisikan oleh kegiatan bakteria dan jamur, nutrisi
kemudian dikembalikan ke lingkungan abiotik membentuk kumpulan nutrisi sebagai
gudang atau reservoir. Dalam ekosistem daratan nutrisi biasanya dilepaskan dan
berkumpul dalam tanah, yang kemudian nutrisi-nutrisi ini akan diambil kembali
oleh tumbuhan dari gudangnya ini.
Dengan proses siklus materi ini komponen-komponen organik dan anorganik
dipautkan satu sama lain sedemikian rupa sehingga sulit dipisahkan satu sama
lainnya.
Tumbuhan merupakan komponen yang sangat penting, dalam proses aliran energi dan
siklus materi, sehingga terjadinya keterpautan antara komponen biotik dengan
komponen abiotik dalam ekosistem. Ada dua hal yang termasuk ke dalam siklus
materi, yaitu :
1. Kepentingan Nutrisi dalam Ekosistem
Makhluk hidup
memerlukan minimal 30 sampai 40 unsur kimia, dari sekitar 92 unsur-unsur kimia
yang diketahui, untuk keperluan hidup dan pertumbuhannya. Nutrisi juga dikenal
sebagai garam-garam biogenik yang dapat dikelompokkan dalam dua kelompok utama,
yaitu nutrisi makro dan nutrisi mikro.
a. Nutrisi makro, nutrisi ini diperlukan
relatif dalam jumlah yang banyak, dan mempunyai peranan kunci dalam pembentukan
protoplasma makhluk hidup. Nutrisi-nutrisi penting yang termasuk kelompok ini
adalah hidrogen, karbon, oksigen dan nitrogen. Mereka bersama-sama membentuk
sekitar 95 % dari berat kering materi hidup. Keempat nutrisi ini didapatkan
dari bentuk gas di atmosfir. Nutrisi lainnya yang termasuk nutrisi makro ini,
yang diperlukan dalam jumlah yang relatif lebih sedikit diantaranya adalah
kalium, posfor dan sulfur.
b. Nutrisi mikro, nutrisi ini diperlukan
dalam jumlah yang jauh lebih sedikit, tetapi sangat penting untuk kehidupan.
Minimal ada sepuluh nutrisi mikro yang diperlukan oleh tumbuhan. Beberapa
nutrisi mikro seperti besi, tembaga, seng, karbon, dan boron, berasal dari
batuan yang terlepas akibat proses penghawaan.
2. Siklus Biogeokimia
Telah dipahami
bahwa berfungsinya ekosistem tergantung pada sirkulasi dan nutrisi. Apabila
nutrisi tidak tersirkulasikan, maka suplai yang telah terjadi akan sia-sia dan
pertumbuhan menjadi terbatas. Begitu pentingnya permasalahan ini, beberapa
penelitian telah dilakukan untuk menentukan jalannya siklus nutrisi ini.
Berbeda dengan energi, materi kimia yang
berupa unsur-unsur penyusun bahan organik/nutrisi dalam ekosistem, berpindah ke
trofik-trofik rantai makanan tanpa mengalami pengurangan, melainkan berpindah
kembali ke tempat semula. Unsur-unsur tersebut masuk ke dalam komponen biotik
melalui udara, tanah atau air. Perpindahan unsur kimia dalam
ekosistem melalui daur ulang yang melibatkan komponen biotik dan abiotik ini
dikenal dengan sebutan daur biogeokimia. Hal ini menunjukkan adanya hubungan
antara komponen biotik dengan abiotik dalam suatu ekosistem. Siklus biogeokimia meliputi :siklus air, siklus sulfur, siklus pospor, siklus nitrogen, Siklus karbon dan oksigen.
a.
Siklus air
Semua organisme hidup memerlukan air
untuk melakukan aktivitas hidupnya. Oleh karena itu, ketersediaan air di
lingkungan sangat mutlak bagi organisme hidup. Hewan mengambil air, langsung
dari air permukaan, tumbuhan dan hewan yang dimakan, sedangkan tumbuhan
mengambil air dari air tanah dengan menggunakan akarnya. Manusia menggunakan
sekitar seperempat air tanah yang ada di daratan. Air keluar dari hewan dan
manusia berupa urin dan keringat, sedangkan pada tumbuhan melalui proses
transpirasi.
b.
Siklus sulfur (Belerang)
Sulfur merupakan bahan penting untuk
pembuatan semua protein dan banyak terdapat di kerak bumi. Tumbuhan mengambil
sulfur dalam bentuk dari tanah, sedangkan hewan dan manusia mendapatkannya dari
tumbuhan yang mereka makan. Perhatikan skema daur sulfur di samping ini.
c.
Siklus fosfor
Fosfor merupakan unsur kimia yang
jarang terdapat di alam dan merupakan faktor pembatas produktivitas ekosistem,
serta merupakan unsur yang penting untuk pembentukan asam nukleat, protein, ATP
dan senyawa organik vital lainnya. Fosfor satu-satunya daur zat yang tidak
berupa gas, sehingga daurnya tidak melalui udara. Sebagian besar fosfor mengalir
ke laut dan terikat pada endapan di perairan atau dasar laut. Begitu sampai di
laut hanya ada dua mekanisme untuk daur ulangnya ke ekosistem darat, salah
satunya melalui burung-burung laut yang mengambil fosfor melalui rantai makanan
laut dan mengembalikan ke darat melalui kotorannya kemudian masuk ke rantai
makanan. Perhatikan skema daur fosfor di samping ini.
d.
Siklus Nitrogen
Semua organisme memerlukan unsur
nitrogen untuk pembentukan protein dan berbagai molekul organik esensial
lainnya. Unsur nitrogen sebagian besar terdapat di atmosfer dalam bentuk gas
nitrogen (N2) dan kadarnya 78% dari semua gas di atmosfer. Gas nitrogen ini di atmosfer masuk
ke dalam tanah melalui fiksasi nitrogen oleh bakteri (Rhizobium, Azotobacter,
Clostridium), alga biru (Anabaena, Nostoc) dan jamur (Mycorhiza) nitrogen yang
masuk ke tanah melalui fiksasi diubah menjadi amonia (NH3) oleh bakteri amonia.
Proses penguraian nitrogen menjadi amonia disebut amonifikasi. Nitrogen yang masuk ke tanah bersama
kilat dan air hujan berupa ion nitrat (NO3−), sedangkan nitrogen yang ada di
dalam tubuh tumbuhan dan akan hewan melalui proses mineralisasi oleh bakteri
pengurai menjadi amonia. Amonia yang dihasilkan melalui proses amonifikasi dan
mineralisasi oleh bakteri nitrit (nitrosomonas dan nitrosococcus) dirombak
menjadi ion nitrit (NO2−), selanjutnya ion nitrit dirombak bakteri nitrat
(nitrobacter) menjadi ion nitrat (NO3−). Perombakan amonia menjadi ion nitrit,
ion nitrit menjadi ion nitrat disebut nitrifikasi. Tumbuhan umumnya menyerap nitrogen
dalam bentuk ion nitrat, sedangkan hewan mengambil nitrogen dalam bentuk
senyawa organik (protein) yang terkandung pada tumbuhan dan hewan yang dimakan. Sebagian ion nitrat dirombak oleh
bakteri denitrifikasi (Thiobacillus denitrificans, Pseudomonas denitrificans)
menjadi nitrogen. Nitrogen yang dihasilkan akan kembali ke atmosfer. Proses
penguraian ion nitrat menjadi nitrogen disebut denitrifikasi.
e.
Siklus karbon dan oksigen
Unsur karbon di atmosfer dalam
bentuk gas karbon dioksida (CO2), sedangkan unsur oksigen dalam bentuk gas
oksigen (O2). Konsentrasi (CO2) di atmosfer diperkirakan 0,03%. Karbon dioksida
masuk ke dalam komponen biotik melalui organisme fotoautotrop (tumbuhan hijau)
dan kemoautotrop (bakteri kemoautotrop) dalam proses fotosintesis dan
kemosintesis. Karbon kemudian tersimpan sebagai zat organik dan berpindah
melalui rantai makanan, respirasi dan ekskresi ke lingkungan. Sedangkan,
oksigen (O2) masuk ke komponen biotik melalui proses respirasi untuk membakar
bahan makanan, lalu dihasilkan karbon dioksida (CO2). Daur karbon berkaitan
erat dengan daur oksigen di alam kita ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar