BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Pemanfaatan tanaman obat sebagai
obat tradusional merupakan suatau produk pelayanan kesehatan yang strategis
karena berdampak positif terhadap tingkat kesehatan dan kesejahteraan
masyarakat.
Tanaman obat dapat memberikan nilai
tambah apabila diolah lebih lanjut menjadi berbagai jenis produk. Tanaman obat
tersebut dapat diolah menjadi berbagai macam produk seperti simplisia
(rajangan), serbuk, minyak atsiri, ekstrak kental, ekstrak kering, instan,
sirup, permen, kapsul maupun tablet.
Simplisia merupakan bahan alami
yang digunakan sebagi bahan baku obat yang mengalami pengolahan atau baru
dirajang saja, tetapi sudah dikeringkan. Permintaan bahanbaku simplisia sebagai
bahan baku obat-obatan semakin meningkat dengan bertambahnya industri jamu.
Selain itu, efek samping penggunaan tanaman obat untuk mengobati suatu penyakit
lebih kecil dibandingkan obat sintetis.
Proses pembuatan simplisia
diperlukan beberapa tahapan yaitu pengumpulan bahan baku, sortasi basah,
pencuciab, perajangan, pengeringan, sortasi kering, pengepakan dan penyimpanan.
Agar simplisia memiliki mutu dan ketahanan kualitas yang baik, selain proses
pengumpulan baku, sortasi basah, pencucian, perajangan, pengeringan dan sortasi
kering, juga perlu diperhatikan proses pengepakan dan penyimpanan karena sangat
berpengaruh pada kandungan kadar zat aktif dalam simplisia.
Beluntas (Pluchea indica L.), nama tumbuhan
ini mungkin jarang kita dengar. Tapi, sebetulnya bentuk tanaman ini tidak
seasing namanya. Jika kita perhatikan dengan seksama, hampir dapat dipastikan
orang akan langsung mengenalnya sebagai tanaman yang sering terdapat di halaman
rumah, karena sering digunakan sebagai tanaman pagar.
Secara
tradisional daun beluntas digunakan sebagai obat untuk menghilangkan
bau badan, obat turun panas, obat batuk, dan obat diare. Daun beluntas yang
telah direbus sangat baik untuk mengobati sakit kulit. Disamping itu daun
beluntas juga sering dikonsumsi oleh masyarakat sebagai lalapan.
Adanya informasi secara
tradisional dari masyarakat yang telah lama memanfaatkan daun beluntas sebagai
salah satu tanaman obat mendorong kami untuk mengolah daun beluntas tersebut
menjadi simplisia yang berkhasiat serta mengidentifikasi
kandungan zat apa yang terdapat dalam simplisia daun beluntas
tersebut sehingga dapat dimanfaatkan sebagai bahan obat dikemudian hari.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Sifat
Umum dan Karakteristik tanaman Beluntas
Kerajaan:
|
|
Divisi:
|
|
Kelas:
|
|
Ordo:
|
|
Famili:
|
|
Genus:
|
|
Spesies:
|
Pluchea
indica
|
Beluntas merupakan tanaman perdu dengan tinggi sekitar 1-1.5 m, berbatang tegak,
berbentuk bulat, berkayu dan bercabang banyak. Daunnya tunggal dengan panjang
3.8-6.4 cm dan lebar sekitar 2-4 cm, berbentuk bulat telur, berbulu halus dan
berwarna hijau muda. Bunga tanaman beluntas merupakan bunga majemuk berukuran
kecil yang memiliki dua kepala putik berbentuk seperti jarum. Umumnya tumbuhan
ini ditanam sebagai tanaman pagar atau bahkan tumbuh liar, tingginya bisa
mencapai 3 meter apabila tidak dipangkas, sehingga seringkali ditanam
sebagai pagar pekarangan. Beluntas dapat tumbuh di daerah kering pada tanah
yang keras dan berbatu, pada daerah dataran rendah hingga dataran tinggi pada
ketinggian 1000 meter dari permukaan laut, memerlukan cukup cahaya matahari
atau sedikit naungan, dan perbanyakannya dapat dilakukan dengan setek batang
pada batang yang cukup tua
(Ardiansyah 2005).
Beluntas
akan tumbuh baik apabila ditanam pada daerah yang bertanah subur. Daerah
pertumbuhan tanaman beluntas berkisar antara 1-1000 meter di atas permukaan
laut (m dpl). Nama daerah: beluntas (Melayu),
baluntas, baruntas (Sunda), luntas (Jawa), baluntas (Madura), lamutasa
(Makasar), lenabou (Timor), sedangkan nama asing untuk tanaman beluntas adalah
Luan Yi (Cina), Phatpai (Vietnam), dan Marsh fleabane (Inggris). Beluntas memiliki ciri
morfologis yakni daun bertangkai pendek, letaknya berselang-seling,
berbentuk bulat telur sunsang, ujung bundar melancip. Tepi daun bergerigi,
berwarna hijau terang, bunga keluar di ujung cabang dan ketiak daun, berbentuk
bunga bonggol, bergagang atau duduk, dan berwarna ungu. Buahnya longkah agak
berbentuk gasing, berwarna cokelat dengan bersudut putih.
BAB III
KANDUNGAN DAN MANFAAT TANAMAN BELUNTAS
1.
KANDUNGAN
TANAMAN BELUNTAS
Sifat dan kandungan daun beluntas
yang biasa digunakan sebagai sayuran memiliki banyak kandungan penting seperti mengandung
alkaloid, tannin, natrium, minyak atsiri,
kalsium, flavonoida, magnesium, dan fosfor.
Sedangkan akarnya mengandung flavonoida
dan tannin.
2.
MANFAAT TANAMAN
BELUNTAS
Daun
beluntas berbau khas aromatis dan rasanya getir dan menyegarkan, berkhasiat
untuk meningkatkan nafsu makan, membantu melancarkan pencernaan, meluruhkan
keringat, menghilangkan bau badan dan bau mulut, meredakan demam, nyeri tulang,
sakit pinggang, dan keputihan; sedangkan akar beluntas berkhasiat sebagai
peluruh keringat dan penyejuk. Daun beluntas juga dapat dikonsumsi sebagai
lalaban atau dikukus.
Kadar minyak atsiri
daun beluntas 5% dapat menghambat pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus, sedangkan pada kadar 20% dapat menghambat
pertumbuhan bakteri Escherechia coli (Ardiansyah 2002).
BAB IV
TEKNIK
BUDIDAYA TANAMAN BELUNTAS
Beluntas
dapat tumbuh di daerah kering pada tanah yang keras dan berbatu, pada daerah
dataran rendah hingga dataran tinggi pada ketinggian 1000 meter dari permukaan
laut, tanaman ini memerlukan cukup cahaya matahari atau sedikit naungan, dan
perbanyakannya dapat dilakukan dengan setek batang pada batang yang cukup tua.
Batang tanaman yang dipilih harus sudah cukup tua serta kokoh. Berikut
merupakan beberapa tahap dalam teknik budidaya tanaman beluntas:
a. Tahap Persiapan dan
Penanaman
Tanaman
beluntas merupakan tanaman perdu yang sangat mudah untuk diperbanyak dengan
menggunakan stek batang dan stek pucuk. Pembibitan sendiri dilakukan dengan
cara membuat stek batang atau stek pucuk. Pembibitan secara stek bisa dilakukan
di dalam polibag maupun lahan terbuka. Pembibitan dalam media polibag umumnya dilakukan
dengan menggunakan stek batang yang panjangnya 7 – 15 cm atau minimal memiliki
3 ruas dan daunnya sudah dipotong. Untuk mempercepat pertumbuhan akar, stek
batang bisa direndam dalam air kelapa. Bahan media tersebut menggunakan tanah
dan kompos dengan perbandingan 1 : 1. Ukuran polibag yang digunakan cukup kecil
saja, berdiameter 15 cm atau 20 cm diisi sampai memenuhi 90% ketinggian
polibag. Penanaman tidak boleh dilakukan dengan langsung menusukkan stek batang
pada tanah, tapi harus dibuat lubang kecil dulu.
Penanaman
langsung pada lahan terbuka mulanya dilakukan pada lahan yang berukuran lebih
kecil dengan jarak kira-kira 8 cm dalam barisan dan 12 cm antar barisan.
Kemudian tanaman beluntas yang sudah memiliki 4 – 6 daun sempurna bisa
dipindahkan ke lahan yang lebih luas dengan dicongkel tanamannya beserta
tanahnya.
Pada
saat awal penanaman, beluntas tidak boleh terlalu banyak terkena sinar matahari
sampai satu bulan pertama. Penyiraman dapat dilakukan sekali sehari dengan
melihat kondisi media, bila tanah kering sebaiknya disiram, bila tanah basah
penyiraman tidak perlu dilakukan. Tiga minggu kemudian setelah daun tumbuh 4 –
6 helai, tanaman sudah bisa dipindahkan ke lahan terbuka (Sastroamidjojo 1997).
Beluntas
pada masyarakat desa pada umumnya digunakan sebagai pagar tanam. Pagar tanam
dengan menggunakan tanaman beluntas dapat dibuat dengan melakukan pembibitan
dahulu pada polybag (seperti langkah-langkah diatas). Pembuatan pagar tanam
dapat dilakukan dengan mencangkul tanah sedalam 20 cm dan bentuk lubang tanam
bisa dibuat sederhana seperti empat persegi panjang memanjang, atau
dipotong-potong kubus atau segi enam tapi menyambung. Biarkan lubang tanam
terbuka sekitar 2 minggu, sementara tanah cangkulan diberi pupuk organik
sebanyak 2 - 4 kg/m2, tanah cangkulan yang diberi pupuk tersebut
dimasukkan kembali ke dalam lubang tanam, lalu biarkan lagi selama 2 minggu.
Berikutnya adalah tahap penanaman, penanaman dengan indirect seeding yakni dengan melakukan pembibitan terlebih dahulu
seperti dengan lagkah diatas. Pemilihan bibit yang baik sangat penting
dilakukan, bibit yang baik untuk stek batang umumnya bibit tersebut sudah
memiliki 4-5 daun baru yang segar.
b. Tahap Pemeliharaan
Pemeliharaan
tanaman beluntas umumnya cukup mudah, karena tanaman ini cukup tahan dengan
kekeringan. Pemeliharaan cukup dengan pengairan, pemangkasan ujung cabang dan
tunas liar serta pemupukan dan
pengendalian hama.
1. Pemupukan
Beluntas
sebagai tanaman pagar agar tumbuh subur sebaiknya setiap bulan diberi pupuk
yakni dengan menggunakan pupuk organik sebanyak 2 - 4 kg/m2.
2.
Pemangkasan
Dilakukan untuk
mengurangi ujung cabang dan tunas liar agar kelihatan lebih cantik dan tanaman
beluntas menghasilkan pucuk baru untuk dikonsumsi. pemangkasan yakni kegiatan
cukur-mencukur batang dan daun tanaman. Pemangkasan sebaiknya dilakukan
sekurang-kurangnya 2 minggu atau 3 minggu sekali. Jangan terlalu lama (lebih 1
bulan), sebab selain lebih sulit memangkas, juga sulit membentuk tanaman
tersebut. Pemangkasan daun beluntas untuk keperluan sayuran dapat dilakukan dua
minggu sekali (Mahesworo, 1994).
3.
Hama tanaman beluntas.
Hama ulat, belalang. Biasanya merusak daun yang tumbuh,
sehingga daun terdapat lubang akibat ulat memakan dau tersebut. Penangannya
dengan mekanis.
BAB V
PANEN
DAN PASCA PANEN
Panen
daun beluntas dilakukan ketika tanaman beluntas telah tumbuh rimbun dengan
tinggi tanaman 1-1,5 m dengan proses pemangkasan. Daun beluntas yang dipetik
adalah daun yang masih muda, daun ini berwarna hijau muda dan memiliki bau yang
khas. Daun beluntas yang masih muda memiliki tekstur yang tidak begitu keras,
daun dipetik dengan panjang 2-5 cm dari pucuk daun dengan 3-4 lembar daun yang
masih muda.
BAB VI
PRODUK DAN
RESEP TANAMAN BELUNTAS
A.
PRODUK TANAMAN
BELUNTAS
B.
RESEP OBAT DARI TANAMAN BELUNTAS
1. Demam.
15 helai daun beluntas
diseduh dengan segelas air panas. Setelah agak dingin, disaring. Diminum
sekaligus lx sehari.
2. Bau badan dan bau mulut.
Beberapa helai daun beluntas muda dikukus lalu dimakan sebagai lalap.
3. Pegal - linu.
Beberapa helai daun
beluntas diseduh dengan segelas air panas. Ramuan ini untuk diminum 2x sehari
4. Keputihan.
20 helai daun beluntas, 1 akar tapak liman direbus dengan 1
gelas air sampai airnya tinggal setengah. Diminum sekaligus, lx sehari.
5. Nyeri pinggang dan pinggul.
1 akar beluntas, 1 ibu jari kencur, 1 ibu jari temulawak, 1 ibu
jari kunyit direbus dengan 1 gelas air sampai airnya tinggal setengah. Diminum
lx sehari, sekaligus.
6. Rematik.
Akar beluntas direbus dengan segelas air Saring, minum lx sehari sekaligus.
7. Sakil perut.
20 helai daun beluntas dicuci bersih lalu diremas-remas
sampai hancur Seduh dengan segelas air panas sambil diberi sedikit asam dan
garam, lalu disaring. Diminum selagi masih hangat. Ramuan ini untuk diminum 2x
sehari.
8. Nyeri haid.
20 helai daun beluntas dicuci
bersih lalu diremas-remas sampai hancur Seduh dengan segelas air panas sambil
diberi sedikit asam dan garam, lalu disaring. Diminum selagi masih hangat. Ramuan
ini untuk diminum 2x sehari.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim 2012. Tanaman Beluntas dan Khasiatnya. http://tipspetani.blogspot.com/2012/08/tanaman-beluntas-dan-khasiatnya.html.
Diakses pada 8 September 2013.
---------. 2013b. http://www.slideshare.net/Dheandradhewi/makalah-tbt-rempah-dan-khasiat-obat-beluntas.
diakses tanggal 9 Desember 2013.
---------.2013c.http://fileex.blogspot.com/2012/08/8-khasiat-daun-beluntas.html
. diakses tanggal 12 Desember 2013.
Ardian 2005. Daun Beluntas Sebagai Bahan Antibakteri
dan Antioksidan. http://www.beritaiptek.com. Diakses pada 8 September 2013.
Ardiansyah 2002. Kajian Aktivitas Antimikroba
Ekstrak Daun Beluntas (Pluchea indica L.). Tesis. Program Pasca Sarjana,
Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Balai Penelitian Sayuran 2007. Sayuran Indigenous,
Perlu digali dan di manfaatkan. http://www.litbang.deptan.go.id. Diakses pada 8
September 2013.
Duriat, A. S., A. Asgar, and Z. Abidin 1999.
Indigenous Vegetables in Indonesia Their Conservation and Utilization, p.
29-42. In: L. M. Engle and N. C. Altoveros (Eds.). Collection, Conservation and
Utilization of Indigenous Vegetables. AVRDC. Taiwan.
Sastroamidjojo, S 1997. Obat Asli Indonesia. Dian
Rakyat. Jakarta.
MAKALAH
BUDIDAYA TANAMAN
BELUNTAS
(Pluchea
indica L.)
DI
SUSUN OLEH :
Nama : YOGO TULUS PRASOJO
NIM : B.0111.010
Jurusan : AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS
PERTANIAN
UNIVERSITAS
TUNAS PEMBANGUNAN
SURAKARTA
2014
Tidak ada komentar:
Posting Komentar