MAKALAH
VERTIKULTUR TANAMAN
SAWI
Add caption |
Disusun Oleh :
Yogo Tulus
Prasojo ( B 0111.010 )
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS TUNAS PEMBANGUNAN
SURAKARTA
2013
MENANAM
SAWI
DENGAN
CARA VERTIKULTUR
I.
PENDAHULUAN
Vertikultur diambil dari istilah verticulture dalam bahasa lnggris
(vertical dan culture) artinya sistem budidaya pertanian yang dilakukan secara
vertikal atau bertingkat. Cara bercocok tanam secara vertikultur ini sebenarnya
sama saja dengan bercocok tanam di kebun atau di sawah. Perbedaannya terletak
pada lahan yang digunakan. Misalnya, lahan 1 meter mungkin hanya bisa untuk
menanam 5 batang tanaman. Dengan sistem vertikal bisa untuk 20 batang tanaman.
Banyak sedikitnya tanaman yang akan kita budidayakan bergantung pada model
wadah yang kita gunakan.
Untuk tanaman yang memerlukan banyak sinar matahari, seperti cabai,
tomat, terong, dan sawi hendaknya diletakkan di posisi bagian atas. Sedangkan
tanaman ginseng, kangkung, dan seledri bisa di bagian tengah atau bawah. Sistem
vertikultur ini sangat cocok diterapkan bagi petani atau perorangan yang
mempunyai lahan sempit, namun ingin menanam tanaman sebanyak-banyaknya. Selain
tanaman sayuran, kita bisa juga menanam tanaman hias.
Memanfaatkan lahan di pekarangan / halaman kita untuk berbagai
tanaman produktif atau tanaman obat. Di rumah yang sudah tak ada tanah kosong
karena dipenuhi bangunan, atap kamar dan pagar rumah serta lokasi di atas got
dapat dimanfaatkan untuk lahan pertanian. Mulai dari tanaman sayuran, tanaman obat
sampai ke tanaman buah-buahan bisa dimiliki. Di atas kamar, setengah lahan
dapat diletakkan pralon berdiri dan talang-talang air yang dibuat bersusun
untuk tanaman sayuran. Setengahnya lagi dipakai untuk meletakkan tanaman buah
dengan model bersusun. Semuanya bisa tumbuh subur bersamaan kalau kita telaten
merawat dan memberikan kasih sayang.
Ø KLASIFIKASI
BOTANI
Divisi : Spermatophyta.
Subdivisi : Angiospermae.
Kelas : Dicotyledonae.
Ordo : Rhoeadales (Brassicales).
Famili : Cruciferae (Brassicaceae).
Genus : Brassica.
Spesies : Brassica Juncea.
II.
BUDIDAYA TANAMAN SECARA VERTIKULTUR
Untuk memulai
budidaya tanaman secara vertikultur sebenarnya tidak perlu direpotkan dengan
peralatan dan bahan yang akan menghabiskan biaya yang besar, yang penting wadah
yang dipakai dapat menyediakan ruang tumbuh yang baik bagi tanaman. Namun
terkadang kita ingin hasilnya nanti tidak hanya berupa panen tapi juga
keindahan tanaman yang ditanam secara vertikultur dan struktur bangunan/wadah
tanam tahan lama. Untuk alasan-alasan itu maka cara berikut ini dapat dipakai.
III.
Alat
Alat yang
diperlukan adalah sebagai berikut :
-gergaji/parang
-palu
-paku
-tang
- gunting
- cangkul
- sekop
- gembor
- kayu
-palu
-paku
-tang
- gunting
- cangkul
- sekop
- gembor
- kayu
IV.
Bahan :
Bahan yang diperlukan adalah sebagai berikut :
- pralon, bambu, talang, atau
papan
- kaso
- reng
- plastik bening
- pupuk kandang
- tanah gembur
- sekam, serutan, atau gergaji kayu
- kotak semai untuk benih
- kaso
- reng
- plastik bening
- pupuk kandang
- tanah gembur
- sekam, serutan, atau gergaji kayu
- kotak semai untuk benih
Banyak sedikitnya alat dan bahan yang digunakan bergantung pada
bangunan dan model wadah yang akan kita pilih. Ukuran panjang-pendek,
tinggi-rendah, serta besar kecilnya tergantung lahan yang kita miliki. Kalau
kita ingin membuat, sebaiknya diserahkan tukang kayu, karena biasanya begitu
melihat gambar, mereka sudah bisa memperkirakan ukurannya sesuai dengan
keinginan kita.
Untuk kesempatan kali ini, secara khusus akan dijelaskan wadah
tanaman dan pralon bulat dengan posisi berdiri. Wadah ini bisa diletakkan di
mana saja asal kena sinar matahari. Bisa untuk menanam sayur, tanaman hias
ataupun anggrek. Wadah ini sangat cocok untuk lahan yang sangat terbatas dan
apabila pandai mengaturnya bisa menjadi satu karya seni yang indah.
Setiap batang berdiameter 4 (empat) meter. Membeli pralon yang tidak
terlalu tebal. Siapkan gergaji besi, penggaris atau meteran, lampu teplok, kayu
bulat, dan sarung tangan. Untuk mempermndah bisa juga ditambahkan cat dengan
warna sesuai selera.
V. Cara Pembuatannya:
- Ukur terlebih dulu jarak
lubangnya, misalnya 10 sampai dengan 15 cm.
- Tandai silang dengan pensil sepanjang 10 cm.
- Dari batas 10 cm tersebut ukur naik 10 cm.
- Lakukan seterusnya sehingga sampai ujung pralon.
- Gergajilah setiap tanda silang dengan lebar 10 cm.
- Siapkan lampu teplok.
- Pralon yang sudah digergaji dipanaskan dengan lampu teplok.
- Bila sudah agak lembek, cepat tekan ke dalam dengan besi atau kayu bulat.
- Bagian atas ditekan ke dalam untuk menahan tanah / akar tanaman.
- Bagian bawah ditekan keluar.
- Agar bisa berdiri tegak, bagian bawah bisa di cor permanen atau bisa pula diberi pemberat semen dengan wadah kaleng atau pot.
- Tandai silang dengan pensil sepanjang 10 cm.
- Dari batas 10 cm tersebut ukur naik 10 cm.
- Lakukan seterusnya sehingga sampai ujung pralon.
- Gergajilah setiap tanda silang dengan lebar 10 cm.
- Siapkan lampu teplok.
- Pralon yang sudah digergaji dipanaskan dengan lampu teplok.
- Bila sudah agak lembek, cepat tekan ke dalam dengan besi atau kayu bulat.
- Bagian atas ditekan ke dalam untuk menahan tanah / akar tanaman.
- Bagian bawah ditekan keluar.
- Agar bisa berdiri tegak, bagian bawah bisa di cor permanen atau bisa pula diberi pemberat semen dengan wadah kaleng atau pot.
Setelah lubang tanam selesai dibuat, siapkan gembur, pasir, dan
kompos dengan ukuran 1 : 1 : 1 dan bisa ditambahkan pupuk urea. Biarkan selama
lebih kurang 1 minggu dengan setiap kali disiram air dari lubang atas.
Pada dasarnya semua tanaman bisa ditanam wadah pralon. Namun,
sebaiknya hal itu dilakukan untuk tanaman yang tingginya kurang dari satu
meter. Untuk tanaman yang tidak membutuhkan banyak air dan banyak sinar
matahari, bisa ditanam di lubang atas dan perlu banyak air di bagian bawah. Misalnya
di bagian atas cabai, di tengah seledri, dan bawah ginseng atau katuk.
Kita harus pula sering menambahkan kompos atau tanah gembur di
setiap lubang apabila media tanahnya berkurang. Apabila Anda punya sisa-sisa
pralon bekas membangun rumah, jangan dibuang. Itu bisa dijadikan menjadi wadah
tanam yang indah dan unik.
Selain pembuatan lubang pralon seperti di atas bisa juga pralon
dibuat lubang bulat-bulat kecil dengan cara dibor mengelilingi pralon. Untuk
model ini sebaiknya menggunakan media yang ringan seperti sekam atau serutan
yang sudah steril.
Untuk menciptakan sawah atau kebun mini, selain pralon
berdiri bisa juga menggunakan sarana talang yang dibuatkan silangan kayu untuk
meletakkan pralon tersebut. Kita bisa pula mengkombinasikan tabulampot (tanaman
buah dalam pot). Bisa pula merancang pagar rumah menjadi pot memanjang atau
membuat pot-pot menempel di tembok. Apabila dana belum mencukupi untuk membuat
cor beton, kita bisa pula bercocok tanam di atas genting.
Pandai-pandailah memanfaatkan lahan di pekarangan / halaman kita
untuk berbagai tanaman produktif atau tanaman obat. Di rumah yang sudah tak ada
tanah kosong karena dipenuhi bangunan, atap kamar dan pagar rumah serta lokasi
di atas got dapat dimanfaatkan untuk lahan pertanian. Mulai dari tanaman
sayuran, tanaman obat sampai ke tanaman buah-buahan bisa dimiliki. Di atas
kamar, setengah lahan dapat diletakkan pralon berdiri dan talang-talang air
yang dibuat bersusun untuk tanaman sayuran. Setengahnya lagi dipakai untuk
meletakkan tanaman buah dengan model bersusun. Semuanya bisa tumbuh subur
bersamaan kalau kita telaten merawat dan memberikan kasih sayang.
VI. RANCANGAN
VERTIKULTUR:
VII. PEMELIHARAAN TANAMAN
Tanaman juga memerlukan perawatan, seperti halnya makhluk hidup yang
lain. Tanaman memerlukan perhatian dan kasih sayang. Selain penyiraman
dilakukan setiap hari juga perlu pemupukan, dan juga pengendalian hama
penyakit.
A. Pemupukan
Sebaiknya pupuk yang digunakan adalah pupuk organik misalnya pupuk
kompos, pupuk kandang atau pupuk bokashi yang menggunakan teknologi
mikroorganisme 4 (EM4) atau simbal.
Di perkotaan, pupuk kandang atau kompos harganya menjadi mahal.
Kalau kita mau irit/berhemat, kita bisa membuatnya sendiri. Limbah dapur atau
daun-daun kering bisa kita manfaatkan untuk pembuatan pupuk bokashi . Pupuk
bokashi adalah hasil fermentasi bahan organik (jerami, sampah organik, pupuk
kandang, dan lain-lain) dengan teknologi EM yang dapat digunakan sebagai pupuk
organik untuk menyuburkan tanah dan meningkatkan pertumbuhan dan produksi
tanaman. Bokashi dapat dibuat dalam beberapa hari dan bisa langsung digunakan
sebagai pupuk.
Pupuk Bokashi sangat benguna sebagai sumber pupuk organik yang siap
pakai dalam waktu singkat. Bahan-bahannya juga mudah didapat dan sekaligus baik
untuk kebersihan lingkungan karena memanfaatkan limbah pertanian atau limbah
rumah tangga, seperti jerami, pupuk kandang, rumput, pupuk hijau, sekam, dan
serbuk gergaji.
Kalau di daerah pedesaan, biasanya sampah atau kotoran hewan
dimasukkan ke sebuah lubang. Kalau lubangnya sudah penuh, sampah dibakar dan
sebagai pupuk. Dengan catatan, pupuk buatan kotoran hewan yang akan digunakan
hendaknya sudah tidak berbau busuk. Dewasa ini di swalayan-swalayan banyak
dijual pupuk kandang yang sudah kering, tidak berbau, dan steril. Dewasa ini
masyarakat mulai banyak mempertimbangkan mengkonsumsi hasil panen yang Iebih
sehat cara penanamannya, yakni yang menggunakan pupuk dan pengendalian hama
alami. Meski lebih mahal tetap dibeli karena dirasa lebih aman dikonsumsi untuk
kesehatan.
B. Hama Dan
Penyakit :
Ø HAMA.
1. Ulat titik tumbuh (Crocidolomia
binotalis Zell.).
2. Ulat tritip (Plutella
maculipennis).
3. Siput (Agriolimas sp.).
4. Ulat Thepa javanica.
5. Cacing bulu (cut worm).
Ø PENYAKIT.
1. Penyakit akar pekuk.
2. Bercak daun alternaria.
3. Busuk basah (soft root).
4. Penyakit embun tepung (downy
mildew).
5. Penyakit rebah semai (dumping
off).
6. Busuk daun.
7. busuk Rhizoctonia (bottom root).
8. Bercak daun.
9. Virus mosaik.
VII. PEMANENAN DAN PASCAPANEN
Pemanenan sayuran biasanya dilakukan dengan sistem cabut akar (sawi,
bayam, seledri, kemangi, slada, kangkung dan sebagainya). Apabila kita punya
tanaman sendiri dan dikonsumsi sendiri akan lebih menghemat apabila kita potong
daunnya. Dengan cara tersebut tanaman sayuran bisa bertahan lebih lama dan kita
bisa panen berulang-ulang.
Selain tanaman sayuran dan obat-obatan, tanaman buah-buahan juga
bisa ditanam secara vertikultur dengan wadah pot atau drum bekas dan
rnenggunakan tangga berjenjang.
Dalam hal pemanenan penting sekali
diperhatikan umur panen dan cara panennya. Umur panen sawi paling lama 70 hari.
Paling pendek umur 40 hari. Terlebih dahulu melihat fisik tanaman seperti
warna, bentuk dan ukuran daun. Cara panen ada 2 macam yaitu mencabut seluruh
tanaman beserta akarnya dan dengan memotong bagian pangkal batang yang berada
di atas tanah dengan pisau tajam.
Pasca panen sawi yang perlu diperhatikan adalah :
1. Pencucian dan pembuangan kotoran.
2. Sortasi.
3. Pengemasan.
4. Penympanan.
5. Pengolahan.
DAFTAR PUSTAKA
Sumber
: http://zuldesains.wordpress.com/2008/01/11/budidaya-tanaman-sawi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar